Sementara itu terkait dampak timbulnya virus corona, Iwan Bule menegaskan pihaknya belum mendapat arahan jika kompetisi liga akan dijalankan tanpa kehadiran penonton.
“Kita belum ada imbauan ke sana. Untuk Persija menjamu Persebaya kemarin pun sebenarnya kita berharap ada perwakilan suporter Persebaya hadir, berapapun yang mungkin hadir,” katanya.
Baca: Robert Alberts Bicara Raihan Sempurna Persib Bandung di 2 Laga Awal, Singgung Persija Vs Persebaya
Baca: Aji Santoso Sambut Positif Sinyal Damai Viking-Aremania, Ingin Bonek-The Jak Tertular
Iwan Bule menambahkan kompetisi Liga 1 tetap akan berjalan sebagaimana mestinya selama pemerintah belum mengeluarkan himbauan.
“Kami berharap Bhayangkara FC melawan Persija Sabtu nanti di Stadion PTIK tetap berjalan normal," beber Iwan Bule.
"Tapi seandainya tidak, kita akan komunikasikan dengan Direktur LIB apakah misalnya harus berjalan tanpa penonton seperti PSM melawan Kaya FC Filipina di Stadion Madya sore ini,” ungkapnya.
Pria kelahiran Jakarta tersebut juga sangat berharap jadwal pertandingan yang telah disusun tidak mengalami pergeseran karena hal-hal tertentu.
Iwan Bule menganggap jika kompetisi mengalami pergeseran jadwal dari yang sudah direncanakan akan berdampak luas.
“Sangat disayangkan jika Liga 1 yang sudah berjalan tepat waktu, disiapkan secara sistematis, koordinasi dengan keamanan berjalan dengan baik kemudian harus mengalami penundaan,” paparnya.
Ketum PSSI yang juga merupakan lulusan Akpol tersebut menegaskan Liga 1 2020 telah dirancang sebaik mungkin utamanya terkait waktu selesai kompetisi yang nanti diharapkan tidak mengganggu agenda Timnas.
Kompetisi Liga 1 2020 dijadwalkan akan selesai pada tanggal 31 Oktober 2020.
Alhasil dengan jadwal tersebut, Timnas Indonesia bisa fokus menjalankan pemusatan latihan jelang pelaksanaan Piala AFF pada November hingga Desember mendatang.
“Kami ingin mencari jalan yang terbaik untuk jalannya liga ini dapat berlangsung tepat waktu,” katanya.
Disisi lain, Zainudin Amali selaku Menpora menyatakan indikator keputusan menggelar aktivitas olahraga bisa diambil jika telah mendapatkan rekomendasi dari Kemenkes.
“Selanjutnya, keputusan diserahkan kepada cabang olahraga masing-masing. Tentu caborlah yang tahu kondisi di lapangan. Kita tak bisa melarang-larang.," ujar Zainudin Amali.