TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bek Persija Jakarta, Otavio Dutra, mengakui adanya perkembangan signifikan dari kompetisi sepakbola di Indonesia sejak kedatanganya pada 2010.
Otavio Dutra pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia pada tahun 2010 dengan membela Persebaya Surabaya.
Didatangkan dari klub Liga Brazil Macae Esporte FC, pemain kelahiran Fortaleza itu langsung mencuri perhatian publik Surabaya.
Selepas dari tim Bajul Ijo, Dutra melanjutkan pengembaraannya di Liga Indonesia dengan membela beberapa klub seperti Persipura Jayapura, Gresik United hingga saat ini berkostum Persija Jakarta.
10 tahun bertahan di kompetisi sepak bola Indonesia tentu bukan waktu yang sebentar.
Dutra pun menjadi saksi bagaimana sepak bola Indonesia terus berbenah diri dari ketertinggalan negara-negara lain.
Di awal kedatangannya, Otavio Dutra disuguhi dengan carut-marut sepak bola Indonesia yang berujung pada dualisme kompetisi, dualisme klub hingga dualisme tim nasional.
Beranjak ke tahun kelimanya di Indonesia, sepak bola Indonesia harus kembali dihantam masalah kali ini buntut dari kisruh PSSI dan pemerinah hingga berujung sanksi oleh FIFA.
Dari segala problematika itu, sepak bola indonesia mencoba bangkit hingga pada tahun 2017 menggelar kompetisi baru bertajuk Liga 1.
Kompetisi yang memberikan harapan baru bagi klub dan pemain.
Pemain-pemain top dunia pun juga berdatangan seperti Michael Essien, Charlton Cole (Persib), Peter Odemwingie (Madura United), hingga saat ini ada nama Marco Motta (Persija).
Kompetisi juga semakin ketat, tidak ada klub yang mendominasi setiap musim.
Siapa klub yang paling siap dan konsisten itulah yang akan menjadi kampiun di akhir musim.
"Jujur, menurut saya sudah ada perkembangan sangat bagus, di dalam liga sendiri bisa lihat setiap tahun kompetisi lebih ketat." kata Dutra.