Sementara, momen paling sedih disampaikan Azrul Ananda adalah tidak lain saat tak mampu memberikan kebahagiaan pada Bonek, suporter Persebaya Surabaya.
Baca: Penyerang Persebaya Surabaya, Bayu Nugroho, Sambut Baik Regulasi Liga 1 Terkait Pemain U-20
"Paling sedih, tentu ketika tidak mampu memuaskan semua Bonek," katanya.
"Kami sadar, memuaskan semua orang itu tidak mungkin. Perjalanan pasti ada naik turunnya. Dan kami paham, butuh waktu untuk membuat orang benar-benar percaya kalau kami ini serius bekerja keras untuk Persebaya," tambah pria kelahiran 4 Juli 1977 itu.
Azrul Ananda memastikan, semua pihak pasti ingin Persebaya Surabaya jaya, semua punya berbagai ide dan pemikiran tentang Persebaya Surabaya, dan kadang ide-ide itu berseberangan.
Niatnya sama-sama baik, tapi justru membuat terjadinya salah paham dan ketidakpercayaan.
"Setelah tiga tahun, rasanya kami mampu membuat Bonek lebih percaya. Tidak semua harus percaya, dan tidak mungkin semua senang, tapi rasanya sulit melihat ada manajemen yang bekerja murni secara profesional seperti sekarang ini," tegasnya.
Azrul Ananda mencontohkan, di klub-klub lain yang ia lihat belum tentu seperti yang dilakukannya di Persebaya Surabaya.
Namun, ia meyakini, semua butuh waktu untuk benar-benar membuat orang yakin bahwa apa yang ia lakukan di Persebaya Surabaya benar-benar murni untuk kejayaan Bajul Ijo.
"Seperti menikah bukan? Butuh waktu untuk benar-benar klik. Tapi yang penting semua niatnya sama dan pure, untuk Persebaya selamanya," pungkasnya.
Editor: Dwi Prastika
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ulang Tahun Persebaya ke-93, Azrul Ananda Kenang Momen Bahagia dan Tak Mengenakkan Pimpin Persebaya