TRIBUNNEWS.COM - Semifinal Liga Champions mempertemukan RB Leipzig vs PSG, pada Rabu (18/8/2020).
Duel ini berlangsung di Estadio da Luz, Portugal, mulai pukul 02.00 WIB dini hari Live SCTV.
Julian Nagelsmann selaku pelatih RB Leipzig mengaku telah memiliki taktik khusus guna meredam serangan lawannya.
Baca: Prediksi RB Leipzig vs PSG Liga Champions, Mantan Pemain MU Waspadai Kecepatan Serangan Die Bullen
Baca: Jadwal Bola Malam Ini Live SCTV - RB Leipzig vs PSG di Semifinal Liga Champions, Pukul 02.00 WIB
Nagelsmann mewaspadai ancaman yang diberikan lini serang klub berjuluk Les Parisiens.
Sebagaimana kita tahu, lini serang Les Parisiens dihuni dua kombinasi striker tangguh yang kualitasnya tak bisa diragukan.
Kedua penyerang mumpuni milik Les Perisiens yang dapat menjadi ancaman gawang RB Leipzig yakni Kylian Mbappe dan Neymar.
Misalnya Mbappe yang mampu menjelma sebagai pemain muda paling potensial di dunia sepak bola.
Pemain Timnas Perancis itu mampu mencetak 30 gol dan 19 assist dari 35 pertandingan di semua kompetisi musim ini.
Adapun rekan duetnya, Neymar telah mencetak 19 gol dan 11 assist dari 25 laga bersama Paris Saint-Germain musim ini.
Skema taktik bertahan pun disiapkan Nagelsmann guna meredam koletivitas serangan yang dilakukan Neymar maupun Mbappe.
"Saya pikir tidak realistis untuk menjauhkan Paris dan penyerang top mereka dari tujuan kami sepanjang musim."
"Mereka memiliki kualitas yang luar biasa di lini serang dan itu normal bagi mereka untuk menciptakan peluang bagus."
"Oleh karena itu, itu akan menjadi penting dalam pekerjaan defensif. untuk bertindak sebagai kolektif dan melangkah dua langkah lebih banyak daripada lawan." kata Nagelsmann dikutip dari laman klub.
Baca: RB Leipzig vs PSG Liga Champions, Kondisi Pemain, H2H, Prediksi Line-up, dan Live Streaming SCTV
Baca: Siaran Langsung Liga Champions Malam Ini, Leipzig vs Paris Saint-Germain, Live SCTV Pukul 02.00 WIB
"Seperti yang telah disebutkan, saya melihat dalam tim keserakahan yang diperlukan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk dapat membebaskan diri dari fase tekanan di Paris."