Juga kepercayaan kepada para pemain muda - Joshua Kimmich diberi peran favoritnya di lini tengah,
dan Alphonso Davies diberi kesempatan untuk berkembang menjadi bek kiri paling berbahaya di dunia.
Termasuk yang jenius adalah saat menempatkan pemain muda, Kingsley Coman sebagai starter dalam
final kemarin. Ini sungguh di luar perkiraan. Pasalnya, sejak restart, posisi winger kiri terus ditempati Ivan
Perisic.
Strateginya berhasil. Coman menjadi pahlawan kemenangan berkat tandukannya di menit ke-59
memanfaatkan umpan Joshua Kimmich.
Ironisnya adalah, Coman ini jebolan akademi PSG yang delapan tahun menimba ilmu di sana.
Sempat empat kali membela PSG senior, sebelum dilepas dengan
gratis ke Juventus, dan akhirnya menjadi bintang di Bayern.
Bayern pun meraih trofi Liga Champions keenam kalinya. Sebelumnya mereka mengangkat trofi kuping lebar ini 1974, 1975, 1976, 2001, dan 2013.
Tujuh tahun tanpa gelar liga Champions.
Pelatih kawakan seperti Carlo Ancelotti, dan Pep Guardiola pun gagal memenuhi harapan tertinggi klub.
Dan baru di tangan Flick hal itu berhasi diwujudkan.
Yang membuat tim elite lain gemetar adalah, ini baru langkah awal dari Flick. Musim depan, dia kembali dengan persiapan yang pastinya jauh lebih matang. (Tribunnews/den)