Bersama Chiesa, keduanya menjadi pelayan setia bagi Morata dan Ronaldo.
Kulusevski adalah pemain dengan etos kerja tinggi, fisiknya yang ideal, 186 sentimeter, memudahkannya berduel dengan pemain di lini belakang.
Kecepatan juga menjadi salah satu keunggulannya, meskipun sentuhan dan dribblingnya masih perlu perbaikan.
Pegerakan tanpa bolanya dan juga kecerdasannya dalam membagi bola juga menjadi nilai tambah, torehan 9 asisnya bersama Parma musim lalu menjadi buktinya.
Permainannya mengingatkan kita kepada sosok gelandang enerjik Juventus asal Ceko, Pavel Nedved.
Dan bukan tanpa alasan, pasalnya, pelatih Parma, Roberto D'Aversa menyebut Kulusevski benar-benar jelmaan dari Pavel Nedved.
"Kulusevski? Salah satu fitur yang mirip dengannya adalah Pavel Nedved," kata D'Aversa di laman Corriere Dello Sport.
"Dejan memiliki kecepatan rata-rata 12-13 kilometer per game, tetapi berhasil menggabungkan kualitas dengan kuantitas, hanya sedikit yang memiliki kualitas seperti dia."
"Dalam 4-3-1-2 dia bisa memainkan gelandang serang dan gelandang tengah, dan tentu saja itu adalah hal yang positif baginya," lanjut D'Aversa.
Di laga Juventus menghadapi Lazio, Kulusevski menunjukkan bukti, dirinya jauh lebih baik dibandingkan Dyabala.
Ketika Dyabala berulang kali kesulitan melewati pemain dan membagi bola, Kulusevski, sebaliknya memberikan umpan memanjakan bagi Ronaldo di lini depan.
Peluang terbaik Ronaldo juga tidak lepas dari umpan ceradas Kulusevski saat itu. Sayang sepakan sang megabintang masih melebar di sisi kiri gawang Reina.
Penampilan apiknya membuat sejumlah klub mulai mengantri mendapatkan tanda tangannya, terakhir duo Manchester dikabarkan mulai memantau sang pemain.
Manchester United bahkan di awal musim sudah ingin mendatangkan Kulusevski secara pinjaman, tetapi proposal tersebut ditolak Juventus.
Jangan heran, apabila di kemudian hari nama Kulusevski menjadi rebutan sejumlah tim besar.
Dengan usia yang masih muda, peluang bagi Kulusevski kian bersinar bersama Juventus akan sangat besar.
(Tribunnews.com/Gigih)