Sebut saja Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini yang kesulitan untuk bermain dalam skema tiga bek.
Demetrio Albertini dan Zvonimir Boban kebingungan menjalankan peran defensif di lini tengah.
AC Milan mengalami kesulitan menemukan pemain yang pas di posisi sayap kiri sampai akhirnya Andres Guglielminpietro muncul.
George Weah dan Ganz sendiri menjadi penyerang sayap.
Waktu itu, Zaccheroni sampai membawa serta dua andalannya selama di Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg.
Perubahan formasi yang dilakukan AC Milan tak dibarengi dengan penampatan pemain yang tepat.
Namun Zaccheroni yang saat itu menjadi pelatih menyadari benar kesalahan yang mereka buat.
AC Milan akhirnya diubah pekem formasinya menjadi 3-4-1-2 dan di akhir musim sukses menjadi kampiun.
Kondisi tersebut kemudian dibandingkan oleh Albertini dengan era Ibrahimovic cs saat ini.
Menurutnya, AC Milan yang sekarang lebih banyak mengandalkan amunisi muda yang dinilai memiliki prospek menjanjikan.
Baca juga: Jadwal Liga Italia Pekan 8: Calhanoglu Diisukan Hengkang, AC Milan Bidik Pahlawan Timnas Hongaria
Baca juga: AC Milan Tabuh Genderang Perang, Saingi Arsenal Buru Tanda Tangan Dominik Szoboszlai
"Bedanya, AC Milan saat ini memiliki deretan pemain muda yang mampu membri warna yang berbeda pada permainan."
"Ibra juga menjadi sosok kunci yang mampu membangkitkan semangat tim untuk terus berlari setiap laga," tandasnya.
Meskipun memiliki kondisi yang berbeda, namun Albertini yakin bahwa AC Milan mampu mengulang kesuksesan sama seperti musim 1999.
"Era Zacheroni sedikit berbeda dengan AC Milan saat ini, namun dalam artian konteks tren permainan, saat ini mereka mamiliki peluang untuk meraih Scudetto."
"Kami bukanlah tim yang terkuat (musim 1999), dan buktinya kami mampu menjadi juara."
"Sama halnya dengan saat ini, mereka (Zlatan Ibrahimovic dkk) juga mampu menjadi juara," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)