Hasil Wales di Euro 2016 lalu cukup membuktikan.
Berdasarkan hasil itu, Peters menilai, "(Wales) bisa menempatkan diri di peta secara global sebagai sebuah bangsa dan sebagai komunitas."
"Penggemar adalah bintang, begitu juga dengan para pemainnya," jelas Peters.
"Ini adalah cerita tentang orang-orang yang datang bersama."
"Ketika duduk, saya berpikir tentang bagaimana saya akan menulis lagi untuk Wales, (kemudian) saya selalu berpikir salah satu hal hebat tentang negara kita adalah lagu kebangsaannya merupakan lagu pop terhebet yang tak pernah dirilis."
"Jadi saya mulai dari sana. Saya pikir, ayo kita buat beberapa melodi dan semangat lagu kebangsaan, dan berikan sentuhan rock."
"Saya tertarik pada musik karena melihat Wales dan mendengar Slade memainkan tannoy, dan berpikir 'musik apa ini?' dan kemudian membawa saya keluar dari sepak bola, lalu masuk ke dalam musik," jelas Peters.
Peters sempat kecewa, bahkan dia bilang ini memalukan, bagaimana sebuah pertandingan bisa berjalan tanpa penggemar karena kasus Covid-19.
Tetapi, melalui lagu ini, dia berharap bisa membakar semangat para penggemar dan tim.
"Melalui rekaman ini (lagu The Red Wall of Cymru), semoga kami bisa memberikan semangat untuk Wales."
"Saya berdiri bersama mereka di luar pekarangan (stadion) dan memberikan semangat untuk mendukung Wales serta berkata kepada mereka 'nyanyikan saja di hatimu'," pungkasnya.
Dalam laporan BBC juga menyebutkan, hasil rekaman lagu The Alarm untuk Wales ini akan disumbangkan pada amal kanker yang dibentuk oleh band, karena Peters sendiri menderita kanker.
(Tribunnews.com/Sina)