Tim yang akan mereka pilih nanti, ujar Robert Albert, adalah yang dapat melakukan dua pertandingan dalam sehari.
"Kami dari pihak manajemen berbicara dengan mereka, tim dari Divisi 2 dan 3, karena kami ingin memainkan dua laga dalam satu hari. Tidak semua tim yang kami ajak bicara memiliki banyak pemain sehingga bisa memainkan dua laga," ujar Robert Albert.
Jika lawannya nanti memiliki jumlah pemain yang sedikit, kata
, kemungkinan ia akan mencari dua tim sekaligus untuk melawan Persib Bandung dalam laga uji coba.
Menurutnya, melawan dua tim dalam sehari bukan tanpa alasan.
"Karena target kami adalah semua pemain tampil selama 90 menit. Jadi kami akan memainkan dua laga latih tanding Sabtu ini, karena ini adalah bagian dari latihan," katanya.
Robert mamastikan, persiapan musim ini hanya akan difokuskan di Kota Bandung dan tidak akan menggelar pemusatan latihan di luar Kota seperti musim sebelumnya.
"Tampaknya sulit, karena ini soal finansial dan kami tahu banyak klub tidak memiliki banyak uang untuk saat ini, tidak banyak pemasukan. Jadi, saya pikir kami tidak bisa melakukan pemusatan latihan karena itu terlalu mahal untuk keuangan klub," ucapnya.
Juru taktik asal Belanda itu juga mengatakan, kabar diizinkannya kembali gelaran Liga 1 menjadi hal yang sangat menggembirakan dan telah lama dinantikan.
Di Indonesia, menurut Robert Albert, tim harus bersabar untuk dapat bermain sepak bola dalam kompetisi resmi.
Sebab, terdapat perbedaan regulasi dalam perizinan antara Indonesia dengan negara lain.
"Sudah lama tidak ada sepak bola di Indonesia dan di Indonesia semua bergantung pada perizinan dari polisi. Di negara lain tidak seperti itu. Jadi bagi saya itu hal yang normal, tidak ada yang spesial soal itu," ujar Robert.
Di negara lain, kata dia, federasi setingkat PSSI memiliki kebijakan sendiri tanpa campur tangan pihak lain dalam memutuskan akan menggelar kompetisi atau tidak.
"Di Indonesia, kami melihatnya berbeda dan harus menerima itu. Tentunya kami harus mengikuti aturan, tapi dari perspektif sepak bola dan FIFA, tidak boleh ada campur tangan dari pihak ketiga untuk asosiasi sepak bola," katanya.
Perbedaan regulasi di Indonesia terkait gelaran kompetisi pun, kata dia, tidak perlu menjadi perdebatan.
"Karena kami tinggal di Indonesia, jadi harus menerimanya. Tapi jika bertanya pada saya soal ini, bagi saya ini normal di sepak bola," ucapnya.