Kelalaian tersebut bermula saat Maradona sedang dirawat karena masalah jantung, namun pada saat yang sama juga menjalani psikiatri yang mempercepat detak jantungnya.
Baca juga: Dugaan Maradona Diberi Bir dan Mariyuana Sebelum Meninggal, Ponsel Dicek, Dokter Bilang Si Gendut
Bukti kelalaian selanjutnya ialah ketika Maradona sempat jatuh saat berada di rumah sakit, dan ketika Madrid meminta agar dilakukan pemindaian CAT (Computerized Axial Tomography), seorang ajudan Maradona menolak dengan alasan jika pers mengetahuinya, maka itu akan terlihat buruk.
“Pada akhirnya, ada banyak tanda peringatan bahwa Maradona akan mati,” lanjut Baque.
“Dan tidak ada dokter yang melakukan apa pun untuk mencegahnya," tutupnya.
Madrid dan enam staf medis lain akan diperiksa oleh jaksa selama dua pekan ke depan.
Sebelum Madrid, Ricardo Almiron sudah terlebih dahulu diminta keterangan oleh jaksa pada Senin (14/6/2021).
Jika terbukti bersalah, tujuh tenaga medis yang menangani Maradona itu bisa terancam mendapatkan hukuman delapan sampai 25 tahun penjara.