Menurutnya Elliot Managemen wajib mengubah gaya transfer mereka jika tak ingin terkena bumerangnya suatu saat ini.
"Masalahnya adalah bagaimana AC Milan bisa berkembang jika hanya memfokuskan kepada pemain yang berusia 30 tahun saja," terangnya seperti yang dikutip dari laman Sempre Milan.
"Sebagai contoh adalah Olivier Giroud untuk meggantikan Leao, saya rasa itu pilihan yang sia-sia."
Skenario lain yang sering dilakukan oleh AC Milan adalah peminjaman dengan opsi permanen pada akhir musim. Saya rasa cara ini bukan hal yang baik bagi klub."
AC Milan memang memiliki proyek yang tengah berkembang bagus-bagusnya.
Rossoneri memilih untuk mengedepankan proses demi mengembalikan kejayaan mereka di liga domestik maupun Eropa.
Akan tetapi, cara Rossoneri untuk mendatangkan pemain yang hanya dilihat dari sisi 'hemat' bukan menjadi sesuatu yang baik bagi klub.
AC Milan membutuhkan pemain yang benar-benar bisa menggaransi sebuah kemenangan dan trofi.
Terlepas adanya sosok Zlatan Ibrahimovic, namun bomber asal Swedia itu terhitung gaek untuk menjalankan proyek klub jangka panjang.
"AC Milan juga wajib memikirkan untuk mengisi kekosaongan yang ditinggalkan Calhanoglu. Di sana masih ada peluang untuk mendatangkan Brahim Diaz," terang Cerrutti.
Cara AC Milan melakukan peminjaman dapat dikatakan pedang bermata dua.
Jiak tidak ada klausal kesepakatan untuk mempermanenkannya dalam akhir musim, jelas itu adalah bumerang yang menyerang Rossoneri sendiri.
Jika seorang pemain pinjaman tersebut mampu tampil gemilang dan AC Milan ingin mempermanenkannya pada akhir musim.
Jelas klub pemilik tidak akan begitu saja melepasnya, mengingat akan kebutuhan tim.
Hal itu terjadi kepada Real Madrid yang memilih untuk tak begitu saja melepaskan tangannya dari Brahim Diaz.
AC Milan wajib berbenah dengan skenario transfer mereka. Jika proyek jangka panjang AC Milan tak ingin hancur berantakan, maka pengorbanan dengan merogoph kocek lebih banyak untuk seorang pemain memang perlu dilakukan.
(Tribunnews.com/Giri)
Ikuti berita terkait AC Milan