News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Euro 2020

Italia ke Final Euro 2021, Keberanian Bermain Menyerang, Taktik Roberto Mancini & Filosofi CARPI

Penulis: Gigih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pemain Italia merayakan gol pertama mereka selama pertandingan sepak bola babak 16 besar UEFA EURO 2020 antara Italia dan Austria di Stadion Wembley di London pada 26 Juni 2021/Italia berevolusi menjadi tim menyerang di Euro 2020, kegagalan ke Piala Dunia 2018 dan Roberto Mancini menjadi faktor besar dibalik kesuksesannya.

TRIBUNNEWS.COM - Carlo Tavecchio, Presiden FIGC pada tahun 2014, dibuat bingung dengan hasil Italia di Piala Dunia 2014 di Brasil.

Meskipun menjadi runner-up Euro 2012, Italia bukanlah unggulan saat itu, persiapan mereka dihantui banyak masalah.

Mulai dari cidera, pemilihan pelatih, dan yang paling vital, komposisi starting line-up.

Italia pada akhirnya gagal lolos dari Fase grup.

Tavecchio membutuhkan prestasi untuk memulihkan nama baiknya, untuk itu, ditunjuklah Antonio Conte sebagai pelatih untuk Euro 2016.

Gelandang Italia Jorginho (tengah) merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol dalam adu penalti dan memenangkan pertandingan sepak bola semifinal UEFA EURO 2020 antara Italia dan Spanyol di Stadion Wembley di London pada 6 Juli 2021. (Carl Recine / POOL / AFP)

Baca juga: Makna Kelolosan Inggris ke Final Euro 2021: Mereka Bukan Tim Sepak Bola, Melainkan Keluarga

Baca juga: Final Impian Euro 2021: Patahkan Kutukan Semifinal, Momentum Inggris Pecah Telur di Wembley

Conte adalah pria yang sangat patriotik, namun Italia saat itu sedang dalam masa transisi.

Skuat yang dimiliki, menurut publik Italia adalah yang paling lemah sejak Piala Dunia 1950, di mana ketika itu bersamaan dengan tragedi Superga Il Grande Torino.

Euro 2016 menjadi bencana, Conte sudah memutuskan bergabung dengan Chelsea bahkan sebelum turnamen usai, publik Italia geram dengan permainan Gli Azzuri.

Tavecchio kemudian memilih Gian Piero Ventura sebagai pelatih kepala.

Ia dikontrak hingga 2017, namun mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 2020, sampai tragedi kualifikasi Piala Dunia menjadi titik balik.

Gian Piero Ventura, bukanlah pria yang bisa ditebak, menghadapi Spanyol, Italia turun dengan formasi aneh 4-2-4.

Menghadapi Spanyol yang di Euro 2016 mereka kalahkan 2-0, Italia tidak berkutik, mereka kalah 3-0 dan disebut sebagai permainan paling memalukan Italia sepanjang sejarah.

Gian Piero Ventura tiba-tiba kehilangan segalanya, kepercayaan publik, pers hingga pemain.

Tekanan besar datang untuk Timnas Italia, Tavecchio hampir tidak membantu Ventura dengan mengatakan: "Saya akan menganggap prospek tidak lolos ke Piala Dunia seperti kiamat."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini