"Dalam hal memberi bola, dia tidak kehilangan bola, dan dia sangat berbahaya di dekat kotak," tukasnya.
Baca juga: Chelsea Tak Belajar dari Kesalahan, Keputusan Tuchel Bikin Insiden Lukaku & De Bruyne Terulang
Baca juga: Transfer Romelu Lukaku ke Chelsea, Cintanya ke Inter Milan, Pengaruh Drogba dan Tuchel
Lalu, Guardiola juga membocorkan informasi perihal keputusannya mencadangkan Kevin De Bruyne dalam laga melawan Spurs.
Eks pelatih Barcelona itu mengungkapkan De Bruyne belum sepenuhnya menjalani latihan secara penuh alhasil tak diturunkan sebagai starer.
"De Bruyne melakukan satu sesi latihan penuh, dia perlu berlatih terlebih dahulu," akui Guardiola.
"Dia masih membutuhkan waktu bermain selama 90 menit," tambahnya.
Kekalahan melawan Spurs sebenarnya membuat tren buruk Guardiola saat bertemu dalam laga tandang membuat ukiran hal kurang menyenangkan bagi sang pelatih.
Guardiola telah menelan kekalahan empat kali secara beruntun dalam laga tandang melawan tim sama, Spurs.
Uniknya kekalahan tersebut diwarnai dengan catatan buruk berupa Guardiola kalah melawan tiga pelatih Spurs berbeda.
Mauricio Pochettino, Jose Mourinho, dan Nuno Espirito Santo secara brilian mampu memberi kekalahan bagi Guardiola.
Untuk pertama kalinya Guardiola menelan kekalahan dari tiga pelatih berbeda yang menangani Spurs dalam beberapa tahun terakhir.
Catatan itu menjadi sinyal bahaya bagi Guardiola yang tampak kesulitan untuk mengalahkan Spurs pada beberapa tahun terakhir.
Guardiola tercatat juga memiliki rekor buruk ketika bertemu Nuno Espirito Santo selaku pelatih Spurs.
Sebelum menangani Spurs, pelatih asal Portugal itu berhasil mengalahkan Manchester City sebanyak dua kali ketika membesut Wolves.
Tiga kemenangan yang didapatkan Santo membuat namanya sejajar dengan Jurgen Klopp, Ole Gunnar Solskjaer dan Jose Mourinho yang berhasil mengalahkan Guardiola sebanyak tiga kali.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)