Salah satu mantan bek Arsenal menyoroti hal itu sebagai pertaruhan nasib yang dilakukan Arteta sebagai juru taktik.
"Bagaimana bisa anda menghabiskan 150 juta euro dan hanya mendatangkan pemain muda?," kritik Sagna.
"Mungkin itu bagus untuk masa depan, tetapi kita juga harus memikirkan sekarang," tambahnya.
Kritik tajam yang dilontarkan Sagna itu seakan menjadi keresahan yang dirasakan para penggemar Arsenal terhadap timnya.
Meskipun sudah belanja pemain banyak, tak ada satupun pemain yang sudah matang secara permainan yang didatangkan Arsenal.
Ketika Arsenal terus menderita kekalahan dan gagal berlaga pada kompetisi Eropa, bintang mana yang akan tertarik bergabung dengan mereka pada tahun-tahun mendatang?
Baca juga: Daniel James yang Dirindukan Manchester United, Jaminan Solskjaer dan Tekanan untuk Jadon Sancho
Lalu, kesalahan fatal kedua yakni kesulitan Arsenal dalam melego para pemain yang telah dinilai sudah sangat layak dijual.
Sejauh ini baru ada satu keputusan besar yang diumumkan Arsenal soal menjual Joe Willock dengan biaya 20 juta poundsterling ke Newcastle United.
Selebihnya seperti Hector Bellerin, Lucas Torreira, atau Alexandre Lacazette masih belum ada tindakan lebih lanjut terkait masa depan pemain-pemain tersebut.
Dari sudut pandang, manajemen klub tentu Arteta seharusnya memahami resiko besar jika terlalu banyak memiliki pemain dalam skuatnya.
Anggaran gaji yang harus dikeluarkan Arsenal akan membengkak jika para pemain yang sebenarnya sudah layak jual tapi masih bertahan.
Akan menjadi aneh bagi Arsenal yang tidak berkompetisi apapun di Eropa musim ini memiliki gaji selangit selayaknya tim di Liga Champions.
Jika mereka tidak segera menyelesaikan masalah tersebut, Arsenal bisa saja menghadapi masalah keuangan yang sama dengan Barcelona.
Pertaruhan nasib Arsenal musim ini pun dipertaruhkan dengan dua kesalahan fatal yang dilakukan Arteta pada musim penuh keduanya kali ini.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)