Inter Milan yang paling terdepan mendatangkan jasa pemain asal Bergamo ini.
Sedangkan AC Milan sedikit terlambat dengan banyaknya masalah di jajaran direksi terutama hengkangnya Boban dan masuknya Ricky Massara.
Arah angin berubah ketika akhirnya Inter Milan justru beralih untuk Stefano Sensi, AC Milan bergerak cepat, dan ambisi Tonali menyamai Pirlo akhirnya terwujud ketika bisa bergabung.
Negosiasi cerdas Paolo Maldini kepada Massimo Cellino, meyakinkan Cellino melepas sang pemain.
Tonali diberikan nomor 8 di AC Milan, posisinya berubah-ubah sebelum akhirnya nyaman debagai garda pivot bersama Rade Krunic atau Franck Kessie.
Stefano Pioli selalu turun dengan 4-2-3-1, Tonali sempat beberapa kali diposisikan sebagai teraquartista, namun justru jadi bulan-bulanan lawan.
Ketika dipasang sebagai pivot bersama Kessie, penampilannya membaik, dan nampaknya mengunci satu tempat di lini tengah AC Milan.
Tugas defensifnya adalah menjaga celah antara Calabria dengan Kjaer.
Dengan beberapa tim Italia menggunakan skema 4-3-3 penting bagi Tonali menjaga celah, seperti yang ia tunjukkan ketika berhadapan dengan Sampdoria.
Turun sebagai pemain pengganti, perannya jauh lebih defensif, mematkan Damsgaard dan juga Quagiarella di sisi kanan pertahanan AC Milan.
Ini menjadi regnerasi untuk peran mediano yang mendarah daging di AC Milan, dan tentu saja, Tonali mewarisi tahta tersebut.
(Tribunnews.com/Gigih)