Hal itu terbukti lewat aksi Dimarco dan Dumfries menyumbang assist pada laga melawan Bologna.
Kecepatan, kekuatan, kemampuan untuk mengumpan bola dan juga naik-turun lapangan adalah keterampilan yang dimiliki oleh DiMarco dan Dumfries.
Keduanya, meskipun mereka dapat dirotasi untuk menjaga kebugaran mereka pada waktu tertentu, layak menjadi starter bagi Inter di Liga Italia.
Baca juga: Berita Inter, Kehilangan Trio Lawan Fiorentina, Bos Nerazzurri Sekak Balik Pemilik La Viola
5) Anomali Nerazzurri di Kancah Kompetisi Eropa
Meski sudah mencetak 14 gol, tertinggi di liga Italia Serie A, Nerazzurri tidak bisa mencetak gol saat laga Rabu malam di Liga Champions melawan Real Madrid.
Sebuah anomali yang menuntun Inter kekalahan menyakitkan.
Gol menyesakkan dari Rodrygo di menit-menit akhir membuat Inter kalah, sebuah hal yang benar-benar menjadi pukulan keras setelah nerazzurri mengendalikan permainan.
Satu di antara analisis atas kekalahan itu, adalah banyaknya peluang gol yang tak bisa dimanfaatkan Lautaro Martinez dan Marcelo Brozovic.
Laga berikut Inter menghadapi Shakhtar dan Sheriff, Inter tak boleh lagi membuang-buang peluang.
Laga melawan Madrid seharusnya menjadi pelajaran bagi Inter bahwa di level teratas sepakbola Eropa mereka harus memanfaatkan keunggulan mereka saat berada di puncak dan menciptakan peluang. (oln/*)