Namun lagi-lagi setelah jeda internasional, dia kesulitan untuk mendapatkan momen mencetak gol.
Kejadian ini juga tak lepas dari peran nomer 10 Chelsea, Mason Mount yang mengalami cedera dan harus menepi.
Tidak banyak bakat yang dimiliki oleh skuat The Blues lainnya, sekalipun itu Hakim Ziyech dan Kai Havertz.
Mount dapat membangun serangan, mengatur tempo, dan menjalin kerjasama yang baik dengan rekannya.
Saat menghadapi Man City, Tuchel bereksperimen dengan formasi baru 3-5-2, seperti yang dilakukan Antonio Conte musim lalu.
Dua striker yang digunakan The Blues adalah Timo Werner dan Romelu Lukaku.
Baca juga: Kabar Chelsea, Tuchel Sebut Gol Juventus Itu Mustahil, Chiesa Bantah Punya Masalah dengan Allegri
Namun, eksperimen tersebut hanyalah sebuah percobaan yang sulit untuk dikembangkan.
Chelsea bahkan tidak mendapat satu pun kesempatan di babak pertama dari Manchester City yang mendominasi permainan.
"Sangat sulit untuk menempatkan ritme yang besar melawan tim yang bertahan begitu dalam. Jika kami bertahan melawan City, sulit bagi mereka untuk menciptakan peluang. Sama halnya dengan kami di sini," ungkap Tuchel usai pertandingan melawan Juventus, dikutip dari Goal Internasional.
"Tapi perbedaannya adlaah kami memberikan dua peluang besar dan memberikan kepercayaan kembali di stadion," jelasnya.
Tuchel memang melakukan perubahan dengan kembali menerapkan formasi 3-4-3 dengan keanggunan mereka menguasai bola dan gaya bermain yang menekan.
Terbukti, Chelsea jauh lebih dominan daripada Juventus di Turin.
Anak asuh Thomas Tuchel menghasilkan 16 peluang dibandingkan 6 milik Juventus.
Tapi apa daya, mereka hanya mampu menghasilkan satu peluang tepat sasaran dalam pertandingan tersebut.