Melawan Vietnam dan UEA, mental pemain timnas langsung jatuh ketika mereka kebobolan lebih dulu.
Selain itu fisik para pemain yang kedodoran diatas menit ke-60 juga menjadi permasalahan tersendiri.
Itulah mengapa Tae-yong selama ini selalu menggembleng fisik para pemain Timnas Garuda.
"Latihan hari ini dengan intensitas yang tinggi, dan berbagai menu yang diberikan kepada pemain," kata Tae-yong dilansir laman resmi PSSI.
Perjalanan Tae-yong untuk memperbaiki timnas Indonesia masih panjang, pertandingan melawan Taiwan esok hari dapat dijadikan Tae-yong pembuktian untuk terus membawa Timnas Garuda ke arah yang sebenarnya.
Pemain-pemain muda potensial seperti Egy Maulana, Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam serta sang kapten Evan Dimas bisa dikombinasikan dengan talenta Indonesia yang tidak dibawa oleh Tae-yong ke UEA, seperti Fachruddin Aryanto, Vigtor Igbonefo, Irfan Jaya, Dedik Setiawan dan Hanis Saghara.
Patut ditunggu bagaimana perjalanan panjang Tae-yong dalam misinya membangkitkan Timnas Garuda yang telah lama mati suri.
Apapun hasilnya di laga esok, perjalanan Tae-yong haruslah selalu didukung dan diberi kritik yang membangun.
Pelatih sekaliber Park Hang-seo saja harus terseok-seok ketika pertama kali memegang kendali timnas Vietnam.
Ketika dia pertama ditunjuk oleh Vietnam Football Federation (VFF) pada tahun 2017, Hang-seo sempat mendapat kritikan dan cercaan dari para fans sepak bola di sana.
Kritik pun semakin banyak setelah pada pertandingan pertama Hang-seo, Vietnam hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Afghanistan pada kualifikasi Piala Asia 2019.
Namun setelah Vietnam tampil impresif pada Piala Asia U-23 2018 di China, Timnas Vietnam berubah menjadi tim yang kuat dan sulit dikalahkan.
Kualitasnya bahkan hampir menyamai UAE yang beberapa kali kesulitan melawan Vietnam.
Sekarang, Vietnam memang berhasil menjadi raksasa asia tenggara bersama Timnas Thailand.
Jika Tae-yong mendapatkan waktu yang cukup serta dukungan yang memadai dari PSSI.
Bukan tak mungkin pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu bisa mengantarkan Indonesia ke level tertinggi dan kembali berjaya.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)