Namun setelah era emas tersebut, Malaga justru mengalami penurunan drastis.
Masalah finansial bertubi-tubi datang hingga mereka harus menjual para pemain bintangnya ke klub lain.
Tahun ke tahun masalah finansial Malaga tak mampu terselesaikan, malah semakin buruk.
Hingga akhirnya mereka harus terdegradasi di musim 2017/2018.
Sampai saat ini, Malaga masih bermain di divisi kedua Liga Spanyol, mereka kesulitan untuk kembali ke Liga utama.
4. Hull City (Inggris)
Hull City merupakan klub yang didirikan pada tahun 1904 di Yorkshire, Inggris. Pada tahun 1905, Hull City resmi bermain di divisi 2 Inggris.
Bisa dibilang Hull City saat itu merupakan klub miskin, mereka bahkan tak memiliki stadion sendiri dan menggunakan lapangan kriket sebagai kandang mereka.
Tahun ke tahun tak kunjung mendaptkan suntikan dana yang memadai, mereka pun terdegradasi pada tahun 1930.
Namun, di tahun tersebut mereka justru berhasil mengukir prestasi terbaik sepanjang klub didirikan dengan sukses masuk ke babak semi final Piala FA, mereka bersaing dengan klub-klub yang ada di Premiere League.
Bertahun-tahun mereka ngos-ngosan dan menjadi tim semenjana yang bermain di kasta ketiga, The Tigers pun mendapatkan "uang kaget" dari miliarder asal Mesir, Aseem Allam pada tahun 2010.
Investasi sebesar 40 juta euro diberikan oleh Aseem Allam untuk Hull City, ia merasa berhutang budi pada The Tigers karena ia merasa dibesarkan di kota Hull dan sempat mengenyam pendidikan selama beberapa tahun di sana.
Hanya menunggu waktu tiga tahun, tepatnya di 2013, Hull City mampu merangsek naik ke divisi teratas Inggris, Premiere League.
Namun, akibat manajemen klub yang buruk, mereka terseok-seok di Premiere League.