Di tahun ini, The Toffes sedang berkembang dengan merekrut pelatih mentereng, Rafael Benitez.
Di tangan Benitez, Everton berada di peringkat 5 Klasemen Premiere League, mereka hanya kalah agresifitas gol dari Manchester United yang berada di atasnya.
2. Paris Saint-germain
PSG bisa dibilang merupakan tim muda, mereka berdiri di tahun 1970, usianya baru 51 tahun.
Namun, mereka berhasil menjadi tim paling sukses di Prancis dalam dekade ini berkat seorang investor kaya raya dari Qatar, Nasser Al-Khelaifi.
Nasser datang membeli PSG pada tahun 2011 dan langsung menggebrak dengan membeli barisan pemain elit yang bermain di liga top eropa.
Nama-nama seperti Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, David Luiz dan Thiago Silva, mereka semua dibeli dalam beberapa bulan setelah kedatangan Nasser.
Nasser dikenal sebagai pemilik klub yang ambisus dan nekad dalam membelanjakan uangnya.
Di tiap musim, PSG selalu mampu mendatangkan deretan pemain bintang baru untuk memperkuat tim berjuluk Les Parisiens tersebut.
Yang paling mencolok, adalah belanja PSG di tahun 2017.
Saat itu, Neymar diboyong dari Barcelona dengan harga 222 juta euro atau setara 3,4 triliun rupiah.
Itu menjadikan Neymar sebagai pemain paling mahal sepanjang masa, rekor tersebut pun bertahan hingga sekarang.
Beberapa minggu setelah kedatangan Neymar, Les Parisiens kembali melakukan kejutan dengan merekrut Kylian Mbappe dari AS Monaco dengan harga 145 juta euro atau setara 2,4 triliun rupiah.
Musim ini, PSG pun semakin kuat, sekarang mereka diisi oleh ikon sepak bola, Lionel Messi.
Messi datang secara gratis akibat krisis yang dialami Barcelona, gaji Messi yang setinggi langit membuat Barca mau tak mau harus rela membiarkan La Pulga pergi.
Jelas tim sekaya PSG menjadi pelabuhan Messi selanjutnya, gaji Messi yang dianggap besar oleh klub-klub lain dianggap uang receh untuk Nasser Al-Khelaifi.
1. Manchester City
Manchester City merupakan tim yang didirikan pada tahun 1884, sejak berdirinya tim asal kota Manchester tersebut, City merupakan tim biasa-biasa saja.
Mereka sempat berjaya di tahun 1968 hingga 1970 dengan meraih gelar Piala FA, Piala Liga, dan kejuaraan Eropa.
Setelah itu, tim berujuk The Citizens tersebut tak ada prestasi lain yang berhasil diraih, mereka hanya menjadi tim papan tengah Premiere Lague yang namanya kalah mentereng dengan tim sekotanya, Manchester United.
Namun, asa Manchester City untuk menjadi tim besar pun terbuka lebar saat The Citizens dibeli oleh perusahaan asal Arab, Abu Dhabi United Group.
Perusahaan tersebut dipimpin oleh seorang Wakil Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mansour.
Di tangan Sheikh Mansour, City berubah menjadi tim yang ambisius, deretan pemain dan pelatih berkualitas terus didatangkan ke Stadion Etihad.
Puncaknya ada di tahun 2012, setelah The Citizens mampu menjuarai Premiere Lague untuk pertama kalinya setelah 44 tahun.
Saat itu, skuat City diisi oleh deretan pemain bintang, seperti, Aguero, Dzeko, David Silva, Samir Nasri, hingga Mario Balotelli.
Semenjak itu, The Citizens mampu mempertahankan kejayaannya dengan terus meraih gelar Premiere League dan deretan piala domestik.
Pemain-pemain bintang pun terus berdatangan, saat ini Kevin De Bruyne, Joao Cancelo dan Ruben Dias menjadi tulang punggung tim untuk terus sukses mempertahankan tren positif.
Suntikan dana yang diberikan oleh sang pemilik tak pernah berhenti, The Citizens sempat hampir mendapatkan kapten Timnas Inggris, Harry Kane dengan harga 100 juta euro, namun negosisasi tersebut mandek lantaran pihak Spurs yang terus menahan kepergian strikernya.
Kini, City masih penasaran dengan gelar Liga Champions yang belum pernah diraihnya, bersama Pep Guardiola dan skuat menterengnya sekarang, nampaknya mimpi tersebut tak akan sulit di dapat pada musim ini.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)