News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Champions

Hasil Porto vs AC Milan Liga Champions - Lupa Cara Menang, Rossoneri Raih Hattrick Kekalahan

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek AC Milan Italia Davide Calabria (kiri) berebut bola dengan gelandang FC Porto Kolombia Luis Diaz selama pertandingan sepak bola Grup B Liga Champions UEFA antara FC Porto dan AC Milan di stadion Dragao di Porto pada 19 Oktober 2021.

Kecepatan Luis Diaz acapkali mampu merepotkan pertahanan AC Milan. Khususnya sektor kanan yang diemban Davide Calabria.

Porto mendapatkan peluang emas pada menit ke-17 melalui sepakan Mehdi dari dalam kotak penalti.

Namun tembakannya masih menyamping di sisi kanan kawalan Caprian Tatarusanu

Kesulitan mengalirakn permainan seperti biasa membuat AC Milan mengubah taktiknya.

AC Milan mulai menerapkan umpan direct maupun long pass yang ditujukan kepada Giroud.

(Dari kiri) Bek AC Milan Italia Alessio Romagnoli, gelandang AC Milan dari Bosnia Rade Krunic, penyerang AC Milan dari Swedia Zlatan Ibrahimovic, penyerang AC Milan dari Prancis Olivier Giroud, bek AC Milan dari Senegal Fode Ballo dan gelandang AC Milan dari Aljazair Ismael Bennacer mengucapkan terima kasih kepada fans di akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AC Milan dan Hellas Verona pada 16 Oktober 2021 di stadion San Siro di Milan. (Marco BERTORELLO / AFP)

Situasi ini menandakan lini tengah Rossoneri kalah saing dengan barisan gelandang tuan rumah. Memasuki menit ke-24, Porto mendapatkan peluang untuk membuka keunggulan.

Lagi-lagi Mehdi mendapatkan kans untuk mengukir namanya di papan skor.

Namun heading yang dilakukan Mehdi masih belum on target menyasarke gawang AC Milan.

Kehilangan Brahim Diaz di sektor gelandang serang membuat permainan AC Milan minim kreativitas.

Pola permainan monoton yang diperagakan Sandro Tonaldi dkk dengan mudah diantoisipasi pertahanan Porto

Olivier Giroud yang ditugaskan sebagai ujung tombak permainan kesulitan untuk memperoleh peluang matang.

Pengawalan ketat yang diterapkan Pepe membuat eks pemain Chelsea itu terisolir.

Giroud kemudian mencoba mengubah perannya menjadi "tembok pemantul"

Dengan harapan, rekan-rekannyadatang memberi suport dari second line.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini