TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan bermain tidak cukup baik di San Siro, kala dari Udinese di lanjutan Liga Italia.
Tim asuhan Simone Inzaghi ini, bahkan minim kreasi dalam menciptakan peluang pada pertandingan ini.
Calhanoglu dan Barella kesulitan memberikan distribusi bola kepada Edin Dzeko yang turun sebagai penyerang utama.
Beruntung, Joaquin Correa muncul sebagai pahlawan dengan brace-nya di babak kedua.
Baca juga: Masalah Juventus, Pragmatisme Allegri, Kesulitan Chiesa dan Dybala, hingga Skema Low Block
Anomali melihat bagaimana, Joaquin Correa, tidak masuk dalam skema yang diinginkan oleh pelatih Lazio, Maurizio Sarri.
Namun, dengan cepat kini bergabung ke Inter Milan dan bereuni dengan Simone Inzaghi.
Nama Correa memang sudah menjadi buah bibir ketika pertama kali bergabung ke Sampdoria pada 2015 dari Estduiantes.
Kecepatannya sangat memukau, posisinyapun unik, ia bisa ditempatkan sebagai regista atau mezzala, tetapi beberapa menyebut kurang begitu tepat menggambarkan posisi Correa.
Aslinya ia adalah secon striker dalam skema 4-4-2, ia punya ketajaman dan juga daya jelajah yang cukup luas.
Atau Between The lines dalam sepak bola Inggris untuk menggambarkan Correa, posisinya diantara striker dan gelandang serang.
Dalam bahas Italia, tidak ada istilah baku untuk between the lines, tetapi merujuk pada buku Tom Williams, pemain yang berposisi tersebut biasa diucapkan sebagai dialogare oleh komentator Italia.
Posisi tersebut sangat tepat menggambarkan peran Correa, di Sampdoria ia lebih banyak bermain di belakang Manolo Gabbiadini atau Eder.
Di Sevilla posisinya sedikit berubah menjadi penyerang sayap dan sejatinya bermain cukup apik dengan tim asal Spanyol tersebut.
Ia mengemas 47 penampilan dalam dua musim di Liga Spanyol, menorehkan total 5 gol dan 3 asis untuk tim Andalusia ini.