Mempunya postur 188 cm membuat Tomiyasu efektif memotong bola udara lawan.
Sekaligus membayar pekerjaan rumah Arteta yang sering kebobolan melalui bola corner dan set piece, setidaknya untuk tujuh laga awal sejak kedatangan Tomiyasu.
Sejak berseragam Bologna, Tomiyasu memang dikenal sebagai pemain yang kuat dalam bertahan.
Pemain asal Jepang tersebut dapat dimainkan dalam tiga posisi dengan sama baiknya, yaitu bek tengah, bek kiri, dan bek kanan.
Hal itu dapat menambah opsi untuk Arteta dalam tambal sulam lini pertahanan The Gunners.
Di tujuh laga yang dijalani Tomiyasu bersama Arsenal, dirinya mejadi pemain paling banyak memenangkan duel dengan persentase 95%.
Itu menjadi salah satu faktor mengapa Arsenal mampu memperbaiki poros pertahanan mereka setelah sempat dibabat Manchester City dengan skor 5-0.
Kelebihan lain lain dari Tomiyasu adalah kualitas kaki kiri dan kanan yang sama baiknya.
Musim lalu, saat masih berseragam Bologna, ia mencatatkan 909 operan dengan kaki kanan dan 467 dengan kaki kiri.
Hal itulah yang membuat Tomiyasu dapat bermain di posisi bek kiri dan kanan dengan efektif.
Saat bermain, Tomiyasu tak berperan selayaknya bek sayap yang rajin naik ke depan.
Umpan-umpan silang dari sayap yang ia lakukan juga terhitung sedikit.
Sebaliknya, Tomiyasu bakal lebih berhati-hati ketika melakukan overlap.
Ia lebih memilih menunggu momen dan celah yang tepat saat ingin membantu penyerangan.
Tomiyasu sangat pandai dalam memaksimalkan kelebihan dan menutup kekurangannya.
Dengan gaya bermainnya yang seperti itu, Arteta memang memaksimalkan Tomiyasu untuk menjaga pertahanan The Gunners yang memang terkenal rapuh selama beberapa musim.
Mason Greenwood (20 tahun)
Mason Greenwood adalah pemain asli akademi Manchester United yang diorbitkan oleh Ole Gunnar Solskjaer sejak musim 2019/2020 untuk memperkuat tim utama Setan Merah.
Saat itu, pemain asal Inggris itu masih berusia 18 tahun, namun kontribusinya begitu istimewa untuk Manchester United, sumbangan 19 gol dan 4 assist berhasil ia torehkan untuk Setan Merah.
Hal tersebut membuat dirinya semakin dipercaya Ole untuk tampil lebih banyak di musim selanjutnya bersama tim yang bermarkas di Old Trafford tersebut.
"Pada saat Anda bermain untuk klub besar seperti Manchester United, saya pikir itu merupakan tes yang cukup baik, namun juga bisa dikatakan juga cukup sulit,” Kata Solskjaer, dilansir Daily Mail.
“Saya senang dan dia (Greenwood) hanya perlu mempertahankan level itu. Masih bisa lebih baik lagi, dan sikapnya sejauh ini berkelas," lanjutnya.
Dan benar saja, seperti apa yang diminta oleh pelatih asal Norwegia tersebut, Greenwood sukses mempertahankan level permainannya untuk Setan Merah setelah debut musimnya bersama United yang mentereng.
Di musim 2020/2021, Greenwood yang lebih banyak di pasang sebagai winger kanan Setan Merah sukses memberi sumbangan 12 gol dan 6 assist dan membawa Setan Merah bertengger di posisi kedua klasemen Liga Inggris.
Musim ini, ia kembali menjadi tulang punggung untuk United, kehadiran pemain-pemain ternama seperti Cristiano Ronaldo dan Jadon Sancho tak membuat ia dilupakan oleh Solskjaer.
Justru sebaliknya, ia menjadi tandem yang pas untuk Ronaldo saat Setan Merah bermain dengan skema 4-2-3-1.
Kemampuan dribel dan ketajamannya adalah atribut utama yang dimiliki oleh pemain berpostur 182cm tersebut.
Dilansir Fbref, dribbles completed Greenwood berada di angka 1.73 per pertandingan, pergerakannya dari sisi kanan yang menusuk mampu membuat serangan United lebih berbahaya.
Catatan xG pemain yang dijuluki the next van Persie tersebut juga berada di angka 2.0 per pertandingan di Liga Inggris.
Itu membuktikan bahwa ketajamannya mampu membuat serangan United lebih rancak dan mengancam pertahanan lawan.
Musim ini, ia telah bermain sebanyak 13 pertandingan untuk Setan Merah dengan torehan 4 gol dan 1 assist. Tentu jumlah tersebut akan terus bertambah, selain bermain sebagai winger, Greenwood juga mampu dipasang sebagai striker murni.
Emile Smith Rowe (21 tahun)
Produk akademi Arsenal yang tak kalah mentereng dari Bukayo Saka adalah Emile Smith Rowe, pemain berusia 21 tahun tersebut menjadi tulang punggung The Gunners di lini tengah, dan juga dapat dimainkan di posisi sayap.
Sebelum segemilang ini bersama Arsenal, Smith Rowe dua kali dipinjamkan Arsenal ke tim Bundesliga, RB Leipzig dan tim Championship, Huddersfield Town.
Saat dipinjamkan ke RB Leipzig pada musim 2018/2019 lalu, pemain asal Inggris tersebut banyak mengalami cedera, itu membuatnya hanya tampil sebanyak 3 pertandingan dengan catatan 28 menit bermain.
"Melihat ke belakang itu adalah masa yang sulit dalam karier saya, tetapi saya tidak akan mengubahnya. Ini membantu saya menjadi diri saya hari ini," kata Smith Rowe dilansir Football London.
Saat dipinjamkan ke Huddersfield-lah, kemampuan terbaik Smith Rowe muncul.
Ia menjadi sosok tak tergantikan di lini tengah Huddersfield, Smith Rowe bermain sebanyak 19 kali dengan berhasil menyumbang 3 gol dan 7 assist.
Bermain di posisi playmaker, pemain dengan postur 182 cm tersebut selalu menjadi otak serangan Huddersfield.
Atribut utama yang dimiliki Smith Rowe adalah kreatifitas dalam melihat celah pertahanan lawan.
Setelah tampil impresif bersama Huddersfield, Smith Rowe pun dibawa pulang Arsenal dan langsung masuk skuat utama The Gunners.
Tak perlu waktu lama, ia langsung berhasil menarik perhatian Arteta dengan sering menjadi pemain sebelas utama pilihan pelatih asal Spanyol tersebut.
Formasi 4-2-3-1 yang jadi andalan Arteta, butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.
Dan smith Rowe adalah jawabannya, ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Smith Rowe bisa bermain dengan bagus saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.
Tak hanya bermain di tengah, ia juga dapat dimainkan sebagai pemain sayap saat Arteta bermain dengan skema 4-4-2.
Meski bermain lebih melebar, pemain asal Inggris tersebut masih berperan sebagai playmaker, dengan mengatur serangan The Gunners di sepertiga akhir.
Visi bermain dan kreatifitas yang dimiliki sang pemain membuat ia tak kesulitan untuk beradaptasi dengan berbagai skema dan perain yang diberikan Arteta.
Hengkangnya Mesut Ozil memang membuat Smith Rowe leluasa untuk menjadi playmaker utama bagi Arsenal.
The Gunners tak perlu repot-repot mencari pengganti pemain asal Jerman tersebut karena telah memiliki Smith Rowe pemain cemerlang orbitan akademi Hale End.
Total, Smith Rowe sudah bermain sebanyak 46 kali bersama Arsenal di seluruh kompetisi, dengan sumbangan 10 gol dan 10 assist.
(Tribunnews.com/Deivor)