Musim lalu, pemain berpostur 188 cm tersebut mampu menjadi top skor Liga Primer Inggris dengan torehan 23 gol.
Masalahnya, hal tersebut tak bisa dilakukan Harry Kane bersama pelatih asal Portugal tersebut.
kehadiran Delle Alli di belakangnya membuat ia harus membagi peran dengan sang gelandang serang.
Harry Kane tak mampu menciptakan progresi serangan untuk dirinya sendiri di tengah.
Alli yang berdiri tepat di belakangnya membuat ia harus mengalah untuk fokus berada di kotak penalti.
Musim ini, dilansir Fbref, shots total Harry Kane berada di angka 2.88 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu yang mencapai angka 4.01 per pertandingan.
Lebih seringnya Kane berada di kotak penalti membuat ruang tembaknya semakin menurun.
Kane bukanlah goal getter yang menunggu bola, ia bisa mencari peluangnya sendiri dengan menjemput bola ke tengah.
Ia tak seperti Romelu Lukaku ataupun Jamie Vardy yang mematikan di kotak penalti memanfaatkan peran para gelandang.
Lebih dari itu, Harry Kane adalah tipe striker dan trequartista, akan semakin berbahaya jika berada di lini kedua.
Musim lalu saja, bermain dengan lebih banyak menjemput bola, xG Harry Kane berada di angka 2.18. Statistiknya begitu menurun musim ini.
xG sang striker hanya mencapai angka 1.17 dari 481 menit yang sudah ia jalani bersama The Lilywhites.
Tak heran mengapa kontribusi gol Kane begitu menurun musim ini, ia kesulitan untuk menciptakan dan mendapatkan peluang berbahaya.
Tottenham Hotspur tak lagi menunjukkan permainan kolektif nan agresif.