Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Shin Tae-yong.
Yang pertama, adanya Yudo di posisi tersebut membuat jarak antar lini Timnas Garuda tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan Garuda.
Yang kedua, Yudo memberikan ruang bagi Rumakiek dan Evan Dimas untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Itulah yang membuat peran Rumakiek dan Evan Dimas begitu kelihatan di gelaran Kualifikasi Piala Dunia.
Gol dari Evan Dimas melawan Taiwan merupakan hasil dari kerja keras Yudo, berada di sisi kiri, Yudo melakukan dribel ke depan, lalu memberi umpan Kepada Evan yang berdiri bebas.
Sang Kapten Timnas Garuda tersebut pun dengan mudah mencetak gol ke gawang Timnas Taiwan.
Kemampuan Yudo mencari celah pertahanan lawan begitu baik, pergerakannya begitu cair di depan.
Itulah yang menjadi alasan seorang Yudo dapat dijadikan penyerang utama dalam taktik Tae-yong.
Layaknya peran Firmino di Liverpool, Yudo adalah sosok false nine yang tak terlalu dibutuhkan untuk mencetak gol.
Kemampuan melakukan pressing
Selain itu, Yudo adalah pemain depan yang aktif melakukan pressing kepada lawan, bersama Shin Tae-yong, ia menjadi pemain paling sibuk dalam urusan merebut bola.
Dalam skema Tae-yong, ia menugaskan para pemain Timnas untuk melakukan pressing langsung ke area pertahanan lawan.
Dan yang menjadi perebut bola pertama adalah seorang pemain depan, yang diisi oleh Yudo.
Beberapa kali pemain berusia 28 tahun tersebut mampu melakukan perannya dengan baik.