TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Asisten Pelatih Arsenal, Albert Stuivenberg mengaku khawatir sang bos, Mikel Arteta yang sedang diisolasi di rumah karena positif covid-19, bakal ngamuk sampai memecahkan kaca televisi.
Gara-garanya, kata Stuivenberg, dia mendapatkan telepon dari Arteta dengan nada sangat marah, karena menilai Arsenal telah dizalimi dalam kekalahan 1-2 di Stadion Emireates, Sabtu (1/1) lalu.
The Gunners sempat unggul 1-0 di babak pertama berkat gol Bukayo Saka di menit ke-31.
Namun, babak kedua City menyamakan skor di menit ke-57 lewat penalti Riyad Mahrez. Dua menit setelahnya, The Gunners dikartu-kuning kedua kalinya hingga harus keluar lapangan.
City akhirnya membalikkan keadaan lewat gol Rodri di menit ke-96 untuk memastikan kemenangan 1-2.
Yang menjadi sorotan adalah keputusan wasit Stuart Attwell yang menunjuk titik putih, padahal apa yang dilakukan Granit Xhaka kepada Bernardo Silva dinilai bersih.
Apalagi Attwell menghukum penalti setelah melihat VAR dulu.
Padahal di babak pertama, Arsenal juga sempat meminta penalti karena Martin Odegaard dilanggar Ederson, tapi wasit bergeming, dan tak mau melihat VAR.
"Saya menginginkan konsistensi. Kami punya VAR, lalu kenapa wasit tidak mau mengecek dulu? Itu tidak terjadi dan kami kecewa sekali," ujar Stuivenberg.
Sang asisten berkomunikasi langsung dengan Arteta yang sedang diisolasi di rumah.
Asisten pelatih asal Belanda ini sampai berharap Arteta punya polis asuransi rumah yang masih berlaku, karena takut dia akan menghancurkan televisinya.
“Saya telah berbicara dengan Mikel dan kami pikir kami memiliki penalti yang jelas di babak pertama, setidaknya ada waktu bagi wasit untuk memeriksa, seperti yang dia lakukan dengan penalti mereka. Setidaknya konsisten. Ini membingungkan dan sangat membuat frustrasi," ujarnya di Daily Mail.
Mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand, yang menganalisis pertandingan untuk BT Sport, juga kesal dengan inkonsistensi di lapangan.
“Saya bingung. Saya tidak mengerti bagaimana dengan cara kerja VAR sehingga (penalti Arsenal) tidak diberikan. Hal ini terang, dan jelas. Itu membuatku gugup, karena segalanya jadi samar-samar sekarang," ujarnya.
Pelatih City, Pep Guardiola mengakui timnya beruntung menang melawan tim yang tetap gagah perkasa sampai akhir meski bermain dengan sepuluh pemain.
"Arsenal adalah tim yang lebih baik dan kami tahu apa artinya mengalahkan mereka saat ini," kata Guardiola.
Terkait insiden penalti, dia berkilah," Saya tidak melihat momen yang mereka anggap harus jadi penalti mereka, karena mereka tidak menunjukkannya di layar VAR.
Alih-alih mereka menunjukkannya kepada kami untuk Bernardo. Bernardo jelas penalti, tetapi saya tidak bisa melihat yang Odegaard, jadi saya tidak tahu,’ katanya mengelak.(Tribunnews/den)