Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.
Dengan sistem Tae-yong tersebut, Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir.
Keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan lawan.
Ditambah, semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.
Bahkan di gelaran Piala AFF 2020 kemarin, ia hampir selalu menerapkan gaya permainan yang berbeda untuk mengecoh tim analisis lawan.
Kadang dia bermain kolektiv kadang juga ia memilih untuk bermain pragmatis, taktik bunglonnya tersebut terbukti ampuh hingga membawa Timnas Indonesia menuju partai puncak dengan skuat muda.
Misi Shin Tae-yong bersama pemain muda
Skuat yang dipilih Shin Tae-yong selalu berisikan kombinasi talenta-talenta muda yang berprospek cerah seperti Gunansar Mandowen, Kadek Agung Widnyana, dan Pratama Arhan.
Mayoritas pemain muda yang menghuni skuad senior saat ini pun sudah cukup memiliki pengalaman, seperti Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, Asnawi Mangkualam, dan Syahrian Abimanyu.
Sedangkan di pemain senior Tae-yong membawa pemain seperti Evan Dimas, Vigtor Igbonefo, dan Kushedya Hari Yudo.