"Bahkan dengan saran mereka, saya berharap dapat melakukan setidaknya sebaik yang mereka lakukan, ”kata Pierre saat menandatangani kontrak mudanya dengan Lyon.
Bergabung ke tim muda Lyon sejak usia 8 tahun, Kalulu merupakan bagian penting dari tim akademi dan sudah menjadi kapten tim pada usia 19 tahun.
Dan Lyon sejatinya berharap Kalulu segera dipromosikan dari tim junior menuju ke tim utama.
Rudy Garcia, pelatih Lyon saat itu, sempat bingung mengapa Genesio tidak mempromosikannya segera.
"Saya harap ia (Kalulu) bisa segera menentukan masa depannya dan berpikir jernih mengikuti hatinya," ujar Rudy Garcia.
Lyon sadar, Kalulu menjadi buruan ketika Moncada mulai meminta Paolo Maldini bernegosiasi dengan Juninho sebagai sporting director.
Kemudian datang beberapa tawaran lain dari Sevilla, Bayern Munchen hingga Atletico Madrid.
Tetapi, minat Kalulu meninggalkan Lyon karena menginginkan lebih banyak waktu untuk tampil di tim utama.
Pasalnya, Lyon sudah diisi oleh fullback berkualitas mulai dari Dubois, Rafael hingga Kenny Tete.
Pierre Kalulu merasa akan sulit baginya mendapatkan waktu bermain dan akhirnya mendengarkan semua tawaran yang masuk.
Tetapi kharisma Paolo Maldini memikat Kalulu untuk bergabung ke AC Milan.
"Milan telah meyakinkan saya, itu adalah kesempatan unik," katanya dalam wawancara panjang dengan Eurosport.fr.
"Berbicara dengan figur seperti Maldini jelas sangat menentukan pilihan saya ".
"Saya melihat bahwa klub banyak fokus pada anak muda, Bennacer, Saelemaekers, Leao... kami praktis hanya sekelompok anak muda.