TRIBUNNEWS.COM - Sukses menghancurkan AS dengan skor 3-1, Inter Milan menunjukkan bahwa mereka-lah yang layak untuk merengkuh gelar scudetto musim ini mengalahkan AC Milan.
Apalagi, di bawah asuhan Simone Inzaghi, Nerazzurri sukses menampilkan perfoma yang begitu impresif mengalahkan penampilan AC Milan di bawah komando Stefano Pioli.
Ya, pikulan beban berat harus menggantikan posisi Antonio Conte yang sukses memberi gelar Scudetto di musim lalu nyatanya tak membuat Inzaghi berkeringat dingin.
Justru sebaliknya, adaptasi dan filosofi yang ia berhasil membuat Inter Milan tampil lebih agresif dan bertaji.
Baca juga: Klasemen Liga Italia: Inter & AC Milan Berebut Puncak, Lautaro Martinez Ikut Berburu Gelar Top Skor
Baca juga: Plong, Ketakutan Simone Inzaghi Tak jadi Kenyataan saat Inter Milan Gasak AS Roma
Gelar Piala Super Italia pun sukses ia berikan setelah 12 tahun lamanya Nerazurri tak berhasil meraihnya.
Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio, yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.
Harus ditinggal beberapa pemain kunci seperti Romelu Lukaku dan Acharaf Hakimi, tak membuat Inter Milan kehilangan tajinya.
Dilansir FBref, xG komulatif Inter Milan berada di angka 38.12, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta yang bermain ofensif, pun dengan rival mereka, AC Milan yang hanya memiliki xG 34.11.
Juga dengan torehan gol musim ini, Nerazzurri menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan koleksi 71 gol, jauh di atas Rossoneri yang baru mencetak 58 gol musim ini.
Meski hanya mendatangkan striker gaek berusia 35 tahun, Edin Dzeko untuk pengganti top skor Nerazzurri musim lalu, Romelu Lukaku.
Inzaghi terbukti mampu membuat Dzeko tampil ganas.
Torehan 17 gol Dzeko untuk Inter Milan musim ini menjadi yang tertinggi kedua dibawah Lautaro Martinez yang telah mengantongi 20 gol.
Pemain yang didepak Mourinho dari AS Roma itu tak kesulitan untuk beradaptasi dengan skema Inzaghi.
Rotasi yang kerap juru taktik asal Italia itu lakukan membuat Dzeko tak kehabisan tenaga.