Apa yang dialami Inzaghi hampir mirip dengan apa yang akhir-akhir ini sedang menjadi masalah Thomas Tuchel di Chelsea.
Sama-sama bermain dengan pakem tiga bek, Chelsea juga sempat terseok-seok di pertengahan musim Liga Inggris.
Namun, Tuchel pun segera peka dengan hal tersebut dan mengubah sistem tiga beknya (3-4-3/3-5-2) dan lebih sering bermain menggunakan pakem 4-3-3 dan 4-2-2-2.
Kedalaman skuat yang dimiliki Chelsea memang membuat Tuchel tak pusing untuk bermain menggunakan sistem apapun sesuai rancangannya.
Baca juga: Hasil Badminton Asia Championship 2022: Praveen/Melati hingga Ribka/Fadia Melaju Perempat Final
Hal tersebutlah yang sulit untuk dilakukan Inzaghi, dari skuat yang ia miliki, tak ada nama winger mentereng yang mampu mendongkrak lini serang dari sisi tepi.
Praktis hanya ada Alexis Sanchez dan Joaquin Correa yang mampu berperan menjadi pemain sayap yang apik.
Baca juga: Ibarat Ketiban Durian Runtuh dari Manchester City, Alasan Gabriel Jesus Opsi Sempurna Arsenal
Baca juga: Peran Xavi Hernandez di Balik Peluang Rujuk Barcelona dan Ousmane Dembele
Namun, Sanchez tidak lagi dalam usia emasnya, ia telah berusia 34 tahun, untuk bermain agresif lewat sisi tepi jelas akan menguras tenaga pemain asal Chile tersebut.
Ya, apapun itu, Inzaghi harus segera mencari obat penawar dari penurunan performa yang sedang dialami anak asuhnya.
Pakem tiga beknya tak boleh usang, kecerdasannya dalam meracik strategi harus mampu ia tunjukkan di laga-laga Nerazzurri selanjutnya.
Raihan scudetto yang di depan mata tak boleh terlewatkan begitu saja hanya karena inkonsistensi di akhir musim.
Inter Milan saat ini tertahan di peringkat dua klasemen Liga Italia dengan torehan 72 poin dari 34 pertandingan.
Lautaro Martinez dan kolega tertinggal dua angka dari AC Milan yng bertengger di puncak klasemen.
(Tribunnews.com/Deivor)