Ya, Dewangga adalah versatile, keserbabisaannya membuat Tae-yong tak pusing jika ingin melakukan kontra strategi di setiap pertandingannya.
Saat bermain dengan pakem 3 bek, Dewangga akan menjadi pivot di area paling belakang, ia bertugas sebagai pengatur serangan paling awal Timnas Indonesia.
Kemampuan passing serta visinya memudahkan Dewangga untuk memberi rasa aman di jantung pertahanan Garuda.
Lalu, saat dirinya bermain sebagai gelandang bertahanan dalam pakem 4-2-3-1 yang diterapkan Tae-yong.
Pemain berusia 20 tahun itu bertugas sebagai pivot yang rajin memberi through pass kepada barisan penyerang Timnas Indonesia.
Ia juga menjadi orang pertama yang menghalau serangan lawan transisi dari menyerang ke bertahan.
Tak ada yang mengira bahwa Dewangga dapat tampil secemerlang itu, usianya baru 20 tahun, pengalaman berkompetisi di Liga pun juga sedikit.
Namun, berkat kepercayaan dan polesan Shin Tae-yong membuat Dewangga melejit dan menjadi salah satu pemain terbaik di gelaran Piala AFF lalu.
Itu dari lini tengah dan belakang, Alfeandrea Dewangga sudah jelas akan menjadi tulang punggung bagi Timnas Indonesia di gelaran SEA Games 2022.
Di lini depan, Garuda memiliki striker 17 tahun yang memiliki atribut lengkap untuk menjadi goal getter sekaligus jembatan bagi taktik Shin Tae-yong.
Adalah Ronaldo Kwateh!
Nama Ronaldo Kwateh tercetak dalam sejarah sebagai pemain paling muda yang melakoni debutnya bersama Timnas Senior.
Pemain keturunan Afrika itu melakoni debut di usia 17 tahun 3 bulan delapan hari.
Ya, meski masih berusia sangat muda, namun ia mampu menunjukkan performa yang begitu menarik perhatian.