Jorginho yang memang memiliki atribusi kecerdasaan dan visi bermain yang tinggi membuat Sarri begitu mengandalkannya.
Lalu, Marcos Alonso, sebagai bek kiri Alonso yang memiliki kemampuan dalam hal dribel bola dibuatnya lebih banyak bergerak ke depan, bahkan menuju kotak penalti.
Hal tersebut bertujuan untuk membuat timnya unggul di sepertiga akhir serangan, Alonso diharapkan mampu merepotkan pertahanan lawan dengan atribusinya tersebut.
Di Lazio, Sarri merombak skema 3-5-2 peninggalan Simone Inzaghi menjadi 4-3-3 favoritnya.
Lazio peninggalan Inzaghi memiliki bek tangguh yang begitu kuat dan cerdas dalam mengalirkan bola.
Biancocelesti diperkuat Francesco Acerbi yang memiliki atribusi kecerdasan, kekuatan fisik, dan akurasi passing yang istimewa.
Baca juga: 5 Alasan Liverpool Ngebet Boyong Jarrod Bowen dari West Ham, Bisa Jadi Pengganti Sepadan Mo Salah
Ia adalah seorang ball-playing defender yang bisa membuat Sarri mampu mempraktikan Sarriball-nya dengan nyaman.
Di posisi wing back Sarri memiliki seorang Elsaid Hysaj yang pernah dilatihnya saat masih menjabat sebagai manajer Napoli.
Hysaj memang tak terlalu cepat, namun ia memiliki kemampanan dalam hal menguasai bola, catatan successful dribble Hysaj berada di rasio 67.6 % per pertandingan.
Lalu di posisi yang paling penting, yaitu gelandang, Sarri memiliki seorang Sergej Milinkovic-Savic.
Jika Jorginho adalah pemain yang memiliki kecerdasan tinggi, Savic adalah gabungan dari kecerdasaan, etos kerja, dan naluri mencetak gol.
Musim ini saja, pemain berusia 26 tahun tersebut telah menyumbangkan 11 gol dan 12 assist untuk Biancocelesti, termasuk 1 golnya ke gawang Juventus tadi malam.
Ia adalah salah satu gelandang terbaik di dunia dengan kemampuan bertahan dan menyerang yang seimbang.
Catatan xA pemain berpostur 195 cm tersebut adalah 1.9, sedangkan xG juga mencolok, yaitu 2.2.