TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Persikabo 1973, Djajang Nurdjaman menanggapi kekalahan timnya pada matchday pertama Grup D Piala Presiden 2022, Minggu (12/6/2022) kemarin sore.
Persikabo 1973 harus mengakui kemenangan lawannya Persik Kediri dengan skor 0-1 di Stadion Kanjuruhan.
Kekalahan Persikabo 1973 disebabkan kebobolan gol pada menit 48.
Pencetak satu-satunya gol Persik Kediri ke gawang Persikabo 1973 ialah Joanderson De Jesus.
Baca juga: Piala Presiden 2022: Persib Gagal Libas Bali United, David da Silva Incar Mantan sebagai Pelampiasan
Baca juga: Prediksi Bhayangkara FC vs Persebaya Piala Presiden 2022: Misi Bajul Ijo Bayar Utang di Grup Neraka
Menyikapi kekalahan Persikabo 1973, Djajang Nurdjaman menunjukan rasa kekecewaannya.
Ia kecewa bukan terhadap permainan timnya, melainkan kepemimpinan pengadil lapangan Sance Lawita.
Arsitek yang akrab dipanggil Djanur ini tidak puas dengan keputusan wasit mengesahkan gol Persik Kediri.
Menurutnya, bola lebih dahulu menyentuh wasit sebelum terjadinya gol Joanderson.
Situasi bola yang sempat membentur badan wasit ini, seharusnya membuat permainan dihentikan untuk melakukan tindakan fair play.
Ia merasa timnya dirugikan dengan keputusan wasit yang meneruskan permainan.
Apalagi penguasaan bola menjadi berubah sehingga terjadi counter attack untuk tim lawan dan berujung gol.
“Kami tidak mau mencari alasan tapi barangkali publik tahu sendiri regulasi yang ada," buka Djanur dikutip dari laman Kompas.
"Ketika bola mengenai wasit seharusnya bola stop.
"Apalagi, saat itu bola sedang kita kuasai kemudian terkena wasit dan terjadi counter attack. Itu yang sangat disayangkan,”