Di Tottenham, Conte sudah memiliki Harry Kane yang memiliki striker berpostur ideal di depan.
Posisi Harry Kane ditopang oleh Son Heung-min dan rekrutan terbaru mereka dari Juventus, Dejan Kulusevski yang mampu menyuguhkan performa impresif.
Wing back cepat dan handal mengirim umpan
Dalam skema tiga bek bek milik Conte, ia membutuhkan dua wing back cepat yang memiliki naluri menyerang mumpuni.
Saat di Chelsea, ia menyulap Victor Moses yang sebelumnya merupakan seorang striker, menjadi pemain wing back yang aktif membantu serangan lewat kemampuan fenetrasi dan kecepatannya.
Dan benar saja, nama Moses pun melambung, peran baru yang diberikan Conte membuat ia menjadi sosok penting di penyerangan Chelsea lewat sisi kanan.
Karirnya yang biasa-biasa aja selama bermain di Liga Inggris mampu dibuat Conte menjadi wing back handal yang meraih satu gelar Liga Inggris.
Itu di Chelsea, saat di Inter Milan, juru taktik berusia 52 tahun tersebut begitu mengandalkan peran Hakimi dan Ashley Young.
Nama yang disebutkan kedua sempat ramai diremehkan, datang di San Siro pada usia 34 tahun dan dianggap tak berhasil di Manchester United, Conte justru mampu menjadikan Young sebagai wing back yang rajin menyumbang assist.
Pemain yang kini berkostum Aston Villa tersebut menjadi andalan di sisi kiri penyerangan Inter Milan era Conte.
Kejeliannya dalam mengirim umpan diandalkan Conte untuk melayani dua striker Nerazzurri Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez.
Bermain selama dua musim bersama Inter Milan, Young sukses menyumbangkan 10 assist dan 5 gol. Catatan yang impresif untuk pemain uzur yang dibuang oleh tim lamanya.
Untuk menambang amunisi wing backnya, Conte telah merekrut Ivan Perisic dari Inter Milan.
Jelas kualitas Perisic tak perlu dipertanyakan lagi untuk bermain sebagai inverted wing back bersama Tottenham Hotspur.
Musim lalu, pemain Kroasia itu sukses menyumbangkan 10 dan 9 assist untuk Nerazzurri dan meraih dua trofi domestik.
(Tribunnews.com/Deivor)