Tetapi kelemahannya terletak pada tahap penyelesaian akhir yang buruk dan kelemahan pertahanan yang membuat Vietnam U19 harus membayar mahal dengan kebobolan banyak gol.
“Vietnam U19 menunjukkan peningkatan di setiap pertandingan, rekor tak terkalahkan sebelum laga semi final yang berbicara".
"Saya telah menyebutkan berkali-kali kelemahan finishing dan pertahanan tetapi sekali lagi para pemain Vietnam masih saja melakukan kesalahan".
Hubungan antar lini tidak terpelihara secara teratur, ketika mengubah dari serangan balik menjadi bertahan, Vietnam U19 tampaknya kacau.
"Gol pembuka dari timnas Malaysia U19, bek kanan (Vietnam) seharusnya memasukkan bola lebih cepat dan lebih agresif untuk mencegah celah, tapi kenyataannya tidak".
Saat digiring, para pemain U19 di Vietnam terburu-buru dan banyak celah".
Sehingga Malaysia U19 menang adalah hasil yang paling adil dalam pertandingan itu.
Malaysia tidak harus lebih kuat dari Vietnam U19 untuk bisa mengalahkan Vietnam U19 dengan skor telak 3-0. Hanya bagaimana memanfaatkan peluang dengan lebih baik.
"Terlalu dini untuk menilai apa pun setelah hanya satu pertandingan, terutama di level sepakbola junior AFF," kata Raja Isa.
Mencapai final di luar ekspektasi tim Malaysia U19. Dengan apa yang ditunjukkan para pemain, Raja Isa yakin Malaysia U19 akan berpeluang besar menjadi juara.
"Generasi Malaysia U19 saat ini dibangun di atas fondasi 16 pemain yang bermain di Liga Premier Malaysia. Mereka termotivasi oleh kualifikasi tim nasional ke putaran final Piala Asia 2023 setelah 42 tahun," katanya.
Meski sepanjang pertandingan penyisihan grup, Malaysia U19 tidak memiliki stabilitas ketika tidak ada kesatuan yang kuat antarlini.
Saya pikir pelatih telah melihat masalahnya dan memiliki rencana penyesuaian yang masuk akal.
Kekuatan Malaysia U19 terutama berkisar pada kapten Ahmad Aysar Hadi dan beberapa pemain serba bisa seperti Adam Farhan, Ahmad Kamal dan bahkan Alif Izwan…