Menyadari hal ini, manajer Milan, Stefano Pioli pun mendatangkan Divock Origi dari Liverpool, selain mempermanenkan status Junior Messias untuk menambah ketajaman lini depan.
Toh, dilihat dari komposisi pemain yang tersedia, Giroud sepertinya bakal tetap menjadi andalan.
Mantan striker Milan, Jean-Pierre Papin menilai Giroud bisa dikawinkan dengan Origi di lini depan Milan.
“Saya tidak tahu apakah Pioli menganggapnya sebagai satu atau yang lain. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda, Giroud adalah penyerang tengah klasik, Origi adalah seorang target man, dia juga bisa bermain melebar dan 'mengelilingi' Olivier," katanya.
"Saya pikir mereka bisa hidup berdampingan dan bekerja sama dengan baik, tetapi itu akan tergantung pada sistem permainan yang diadopsi oleh pelatih,” ujarnya.
Yang pasti, Papin menggarisbawahi bahwa Giroud mencintai Milan sepenuh hati, sepertinya dirinya.
“Tidak ada yang lebih alami. Giroud memiliki Milan di hatinya, seperti saya. Dan itu bisa membuatnya lebih termotivasi lagi," kata Papin.
Di laga kemarin, gol pertama Milan terjadi di menit ke-11.
Berawal dari akselerasi bek kiri AC Milan, Theo Hernandez, yang melakukan kombinasi dengan Ante Rebic dan Brahim Diaz di lini tengah.
Melihat Messias sudah membuka ruang di sisi kanan pertahanan Marseille, Diaz langsung mengirim umpan terobosan.
Dimanfaatkan Messias untuk mencetak gol lewat tendangan keras kaki kiri dari luar kotak penalti.
Skema gol Messias nyaris serupa dengan milik Giroud.
Bedanya, gol Giroud berawal dari inisiasi bek kanan AC Milan, Davide Calibria yang memberi umpan lambung ke arah Messias yang sudah berlari membuka ruang di sisi kanan pertahanan Marseille.
Messias kemudian berhasil lolos dari kawalan dan langsung melakukan akselerasi sebelum akhirnya melepaskan umpan silang mendatar.