Alih-alih coba menekel, atau mengadang sang winger, bek raksasa ini memilih berjaga-jaga di tempat dengan kedua lengan disimpan di belakang, menghindari kemungkinan handsball.
Hal ini justru memberi peluang bagi Sancho untuk membidik bola. Dengan tenang, dia lantas mengarahkan tendangan ke kiri gawang untuk membobol gawang Alisson.
Adegan berikutnya jarang terlihat: tampak Milner dengan berang menghampiri Van Dijk, dan berseru kencang.
"Harusnya kamu menutupnya," ujarnya dengan jari menunjuk-nunjuk ke dada sang bek.
Gol di awal pertandingan itu menggenjot kepercayaan diri United.
Tampil tanpa Cristiano Ronaldo, dan Harry Maguire yang dibangkucadangkan, pasukan Setan Merah justru tampil lebih trengginas.
Bruno Fernandes yang ditunjuk jadi kapten, brilian memimpin pasukan muda United.
Lewat skema serangan balik di menit ke-53, United menggandakan keunggulan.
Anthony Martial melakukan pergerakan cepat diteruskan dengan umpan terobosan, yang langsung diselesaikan Marcus Rashford.
Liverpool memperkecil keunggulan di menit ke-82 lewat tandukan Mohamed Salah. Skor 2-1 untuk United bertahan sampai bubaran.
Ini menjadi kemenangan pertama United musim ini, dan di sisi lain merupakan kekalahan pertama Liverpool dari tiga laga pembuka.
Van Dijk menjadi sorotan utama dalam kekalahan The Reds.
Mantan bek Liverpool, Jamie Carragher sampai mempertanyakan intensitas bek asal Belanda tersebut.
"Jika Anda melihat daftar bek tengah, dia mendapat nilai 10 untuk banyak hal. Tapi yang saya pertanyakan, apakah dia kurang intensitas pada waktu-waktu tertentu?“ kata Carragher dikutip lagi dari Daily Mail.
Dia menunjuk minimnya upaya Van Dijk menutupi pergerakan Sancho.
"Saya tahu, dia jarang menjatuhkan diri untuk menutup gerak lawan. Itu jadi kelebihannya. Tapi, jika kamu ada dalam situasi yang memaksa untuk itu, harusnya kamu menjatuhkan diri untuk menutup arah tendangan lawan. Anda lihat, Virgil hanya berdiri, seperti menanti. Harusnya dia melabraknya," kata Carragher sengit.