Pak Ajun ditemukan meninggal dunia di kamar di mes Persib, di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, sebelum pemain Maung Bandung mengelar latihan di Sidolig.
Zulkarnaen telah bersama Persib Bandung sejak pertengahan tahun 2000-an.
Ia merupakan saksi perjuangan saat Persib Bandung berhasil meraih gelar juara ISL 2004 dan Piala Presiden 2015.
Pak Ajun, dikenal sebagai pekerja keras, berdedikasi, loyal dan total mengabdi untuk Persib Bandung.
Tercatat ia sudah mengabdi untuk Persib sejak awal dekade 2000-an.
Pak Ajun punya tugas mengurusi perlengkapan dan kebutuhan harian tim, baik untuk latihan maupun pertandingan.
Kendati tugasnya tidak ringan, Pak Ajun selalu menjalankannya dengan sepenuh hati.
Semua pekerjaan, dari mulai mengurusi jersei, sepatu pemain, hingga perlengkapan latihan dan pertandingan, selalu tuntas dilaksanakan.
Suatu hari, Pak Ajun tengah mengatur jersey latihan pemain.
Diaturnya jersey tersebut lengkap dengan kaus kaki dan celana agar tampak nama dan nomor punggungnya.
Ia melakukan itu dengan penuh hormat dan cermat sehingga jersey tersebut memenuhi setiap sudut kamarnya.
Hal itu membuat rekan sekamarnya kagum sekaligus takjub akan hasil kerjanya itu.
Ajun pertama kali mendapat tawaran untuk menjadi ofisial tim ketika Maung Bandung ditangani pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski pada tahun 2003.
Sledzianowski merupakan pelatih asing pertama yang ditunjuk untuk menjadi juru racik strategi Persib.