News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Liga Italia Kerap Diremehkan, Bek Andalan AC Milan Bongkar Akar Permasalahannya

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek AC Milan Prancis Pierre Kalulu (kiri) menantang bek Unione Venezia Italia Cristian Molinaro selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AC Milan dan Unione Venezia pada 22 September 2021 di stadion San Siro di Milan.

TRIBUNNEWS.COM - Kompetisi Liga Italia kerapkali diremehkan oleh berbagai pihak lantaran dianggap memainkan sepak bola negatif alias bertahan.

Tak hanya itu, prestasi tim-tim sepak bola Italia juga masih pasang surut ketika berkompetisi di Liga Eropa, terutama Liga Champions.

Berbagai hal itulah yang akhirnya membuat kompetisi Liga Italia tak jauh dari sorotan tajam setiap pekannya.

Hal itulah yang coba dikomentari oleh salah satu pilar andalan AC Milan di lini belakang, Pierre Kalulu.

LEAO DIINCAR CHELSEA- Direktur AC Milan Paolo Maldini mengatakan AC Milan sekarang sedang dalam pembicaraan untuk memperpanjang kontrak Ismael Bennacer, Pierre Kalulu dan Rafa Leao. Maldini menegaskan, ingin Ismael Bennacer, Pierre Kalulu, dan Rafa Leao bertahan. Meski keputusan bertahan atau tidak itu terserah para pemain, namun AC Milan menegaskan mereka telah menolak tawaran verbal Chelsea untuk Leao. (Tangkapan layar Twitter)

Baca juga: Degradasi Performa Inter Milan, Kepala Batu Simone Inzaghi, Peran Barella & Calhanoglu

Kalulu mencoba membongkar akar permasalahan mengapa kompetisi Liga Italia kerapkali diremehkan.

Salah satunya yakni perihal sepak bola Italia yang masih memiliki citra bermain secara defensif.

Permainan gaya catenaccio seakan telah melekat sepenuhnya jika seseorang membicarakan soal Liga Italia.

Pandangan sepak bola negatif akhirnya membuat Liga Italia seringkali dianggap remeh.

Hal itulah yang dianggap salah kaprah oleh Kalulu yang saat menjadi rekan duet bagi Fikayo Tomori di lini belakang AC Milan.

"Liga Italia kerapkali diremehkan, ketika berada di Prancis, orang masih percaya bahwa sepak bola di sini hanya mengandalkan catenaccio saja," ujar Kalulu dilansir Sempre Milan.

"Justru sebaliknya, semua tim yang membangun permainan dari belakang, memberikan tekanan di seluruh lapangan, berpotensi akan bermain keras secara fisik," tambahnya.

"Di sini ada tingkat teknis dan taktis yang tinggi dan persaingan yang kejam pula,"

"Dengan enam atau tujuh laga dengan level tinggi selalu dimainkan melawan tim rival," tukasnya.

Pemain depan Atalanta Kolombia Luis Muriel (tengah) bergerak dengan bola melewati bek Italia AC Milan Davide Calabria (kiri) dan bek AC Milan Prancis Pierre Kalulu (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara AC Milan dan Atalanta Bergamo di stadion San Siro di Milan pada 15 Mei 2022. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Berkaca dari pernyataan di atas, Kalulu seakan berpandangan bahwa ada pemahaman yang keliru jika seseorang meremehkan kompetisi Liga Italia.

Padahal dibandingkan dengan kompetisi lainnya, Liga Italia mampu menyajikan pertarungan sengit dalam setiap laganya.

AC Milan pun merasakan sengitnya persaingan tersebut pada musim ini dalam statusnya sebagai juara bertahan.

Mampu mengalahkan Inter Milan dalam laga bertajuk Derbi Della Madonina nyatanya tak membuat AC Milan menang mudah pada laga lainnya.

Hasil imbang melawan Atalanta dan kekalahan saat bertemu Napoli menjadi tanda bahwa persaingan antar tim Liga Italia sudah makin sengit.

Keberhasilan duo Milan meruntuhkan dominasi Juventus dalam dua musim terakhir membuat peta persaingan gelar juara makin terbuka.

Pada musim ini, persaingan memperebutkan gelar juara diprediksi makin seru dengan hadirnya Napoli, AS Roma, dan Udinese yang tampil apik awal musim ini.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini