Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengungkapkan bahwa seluruh pencinta sepak bola, bangsa Indonesia, berduka cita yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa pada tragedi kerusuhan sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dimana, peristiwa yang memakan ratusan korban jiwa itu terjadi diakhir pertandingan antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
"Tragedi Kanjuruhan ini harus diselidiki secara serius, pemicu dan rangkaian peristiwa yang memicu terjadi tragedinya. Sehingga tidak terjadi kesalahan atau upaya untuk menutup-nutupi fakta-fakta penyebab, pemicu dan rentetan peristiwa yang mengikuti tragedi sehingga terjadi korban yang begitu banyak," kata Andreas kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Legislator PDIP ini menilai, pengungkapan peristiwa ini penting untuk menghukum mereka yang harus bertanggung jawab terhadap peristiwa ini sesuai hukum yang berlaku.
Tetapi, lanjut Andreas, juga untuk menjadi bahan pelajaran agar peristiwa-peristiwa yang sama atau serupa tidak terjadi lagi pada masa-masa yang akan datang.
Baca juga: Imbas Pembelian Mobil Dinas Seharga Rp 2 Miliar, Bupati Humbahas Dicopot Sebagai Ketua DPC PDIP
"Peristiwa ini benar-benar mencoreng wajah sepakbola Indonesia, di tengah upaya persepakbolaan Indonesia sedang membenah dirinya untuk meningkatkan prestasi TImnas, persiapan menjadi tuan rumah piala dunia U-20 dan berbagai event internasional yang akan berlangsung di tanah air," paparnya.
"Peristiwa ini menunjukan bahwa sepakbola (atau dunia olahraga pada umumnya) selain prestasi atlit sebagai hal utama, juga menyangkut berbagai aspek lain termasuk manajemen keamanan event pertandingan," sambungnya.
Andreas juga mengatakan, tragedi Kanjuruhan menunjukan manajemen keamanan event olahraga, apalagi event olahraga massal seperti sepakbola, jauh dari profesional.
Apalagi, manajemen pendukung tim sepakbola yang semakin hari semakin membludak tidak bisa lagi ditangani dengan pola 'gerombolan' seperti saat ini.
"PSSI harus segera turun tangan untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh disamping prestasi yang semakin membaik, juga manajemen pendukung setiap tim, keamanan stadion dan lingkungan, event pertandingan dan penempatan penonton," kata Andreas.
Ia juga mengatakan, PSSI pun sebagai representasi sepakbola Indonesia baik ke dalam negeri maupun ke dunia internasional, perlu segera menjelaskan kepada FIFA dan kepada publik internasional mengenai tragedi ini.
"Akui saja apa kelemahan-kelemahan yang masih dimiliki, dan bersiap untuk membenahi dalam rangka menghadapi event-event internasional yang akan berlangsung di tanah air maupun yang akan diikuti oleh Timnas di luar negeri," ucapnya.
"Dengan penjelasan PSSI kita berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi yang merugikan perkembangan dunia sepakbola yang sedang meningkat," tutup Andreas.