News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Ada Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan, Karim Rossi: Ini Stadion Sepak Bola, Bukan Zona Perang

Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto yang diambil pada 1 Oktober 2022 ini, sekelompok orang menggendong seorang pria usai pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Karim Rossi mengomentari terkait gas air mata yang digunakan saat terjadinya tragedi kerusuhan saat laga Arema FC vs Persebaya. (Photo by AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Pemain Dewa United, Karim Rossi ikut menanggapi terkait tragedi kerusuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/2022) di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Karim Rossi mengomentari terkait gas air mata yang digunakan saat terjadinya tragedi kerusuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Komentar Karim Rossi tentang gas air mata tersebut diketahui dari cuitan akun Twitter pribadinya @K_Rossi9, Minggu (2/10/2022).

Foto ini diambil pada 1 Oktober 2022 menunjukkan anggota tentara Indonesia mengamankan lapangan setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. Karim Rossi mengomentari terkait gas air mata yang digunakan saat terjadinya tragedi kerusuhan saat laga Arema FC vs Persebaya. (Photo by AFP) (AFP/STR)

Baca juga: Abel Camara Ungkap Kronologi Tragedi Kanjuruhan: Lihat 7-8 Orang Meninggal di Kamar Ganti

Diketahui, pihak polisi menembakkan gas air mata saat banyaknya suporter yang terus merangsek turun ke lapangan.

Banyaknya suporter yang turun ke lapangan akibat dari kekalahan yang dialami Arema FC atas Persebaya.

Para suporter Arema FC merasa tidak menerima kekalahan yang dialami oleh Singo Edan.

Komentar Karim Rossi

Gas air mata diketahui menjadi salah satu penyebab dari banyaknya korban jiwa yang meninggal saat kerusuhan terjadi.

Saat gas air mata ditembakkan, banyak suporter yang langsung berlarian untuk keluar dari stadion.

Namun, hal itu membuat para suporter berdesak-desakan.

Karim Rossi pun heran mengapa ada gas air mata saat kerusuhan terjadi.

Bahkan, ia mengungkapkan bahwa Kanjuruhan adalah stadion sepak bola, bukan zona perang.

Ia pun merasa bahwa hari kerusuhan adalah hal yang menyedihkan.

"Mengapa begitu banyak bom gas?"

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini