Abdul Haris mengaku sangat menyesal tragedi tersebut bisa terjadi di bawah komandonya.
Hatinya juga pedih karena malam itu ia juga kehilangan salah satu anggota keluarga.
"Sebelumnya kami sangat berduka cita kami sangat bergabung atas meninggalnya Ini semua karena keterbatasan saya tidak bisa mengarahkan mereka sehingga terjadi tragedi kemanusiaan," ujar pria berkacamata tersebut.
"Sekali lagi saya mohon maaf kepada keluarga korban dan seluruh Aremania, penonton suporter seluruh Indonesia."
"Sekali lagi saya selaku ketua panpel mohon maaf karena tidak bisa menyelamatkan mereka adik-adikku, saudara-saudaraku, keponakan saya yang SMP juga meninggal," imbuhnya.
Kronologi bermula usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir dengan skor 3-2.
Usai pertandingan, beberapa Aremania turun dari tribune penonton untuk memberikan semangat kepada pemain usai kekalahan.
Namun, aksi tersebut malah mematik suporter lain untuk turun sehingga menciptakan situasi yang tidak kondusif dalam lapangan.
Pihak keamanan yang kalah jumlah kemudian melakukan tembakan gas air mata dengan tujuan mengurai masa.
Fatal, gas yang ditembakkan malah menciptakan kepanikan dan mengganggu saluran pernafasan suporter.
Alhasil, banyak suporter yang terinjak-injak, kehilangan kesadaran sampai meninggal dunia.
Menangis dan Siap Bertanggung Jawab
Abdul Haris menangis ketika mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan Aremania.
Abdul Haris secara terbuka mengaku bersalah dan siap bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang akhir pekan lalu.