News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Mirip Tragedi Kanjuruhan, Polisi Tembak Gas Air Mata di Liga Argentina, 1 Orang Meninggal

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Boca Juniors terlihat di sisi lapangan setelah polisi melemparkan gas air mata di luar stadion Juan Carmelo Zerillo dan memasuki lapangan saat pertandingan Argentina Professional Football League Tournament 2022 antara Gimnasia y Egrima dan Boca Juniors di La Plata, Argentina, pada tanggal 6 Oktober 2022. Pertandingan Kamis ini antara Gimnasia y Esgrima melawan Boca Juniors dihentikan sementara 9 menit memasuki babak pertama karena insiden serius di luar stadion yang mempengaruhi perkembangan pertandingan.

TRIBUNNEWS.COM - Tragedi Kanjuruhan masih begitu hangat dibahas Dunia, kini Liga Argentina dihebohkan dengan polisi yang menembak gas air mata.

Lanjutan Liga Argentina antara Gimnasia La Plata vs Boca Juniors di Stadion Juan Carmelo Zerillo, Argentina, Jumat (7/10/2022) pagi WIB harus ditinda.

Tepat di menit 9', gas air mata yang ditembak polisi di luar, masuk ke dalam stadion.

Baca juga: Ini Daftar Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Sudah Ada 6 Orang yang Ditetapkan oleh Kapolri

Pemain Boca Juniors terlihat di sisi lapangan setelah polisi melemparkan gas air mata di luar stadion Juan Carmelo Zerillo dan memasuki lapangan saat pertandingan Argentina Professional Football League Tournament 2022 antara Gimnasia y Egrima dan Boca Juniors di La Plata, Argentina, pada tanggal 6 Oktober 2022. Pertandingan Kamis ini antara Gimnasia y Esgrima melawan Boca Juniors dihentikan sementara 9 menit memasuki babak pertama karena insiden serius di luar stadion yang mempengaruhi perkembangan pertandingan. (ALEJANDRO PAGNI / AFP)

Alhasil, penonton di laga tersebut dibuat kocar-kacir berlarian.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan antara supporter Gimnasia dengan polisi di luar stadion yang tak dapat masuk ke dalam.

Dilansir ESPN, karena kalah jumlah, akhirnya polisi memutuskan untuk menembak gas air mata.

Sayangnya, gas air mata tersebut menyebar masuk hingga ke dalam Stadion Juan Carmelo Zerillo.

Kepala Keamanan Provinsi Buenos Aires, Sergio Berni, mengatakan satu nyawa melayang karena serangan jantung.

"Sayangnya ada satu orang meninggal. Dia meninggal karena serangan jantung, ketika ingin dipindahkan ke rumah sakit," kata Berni.

Sejak tahun 2013, kepolian setempat telah merang ultras Boca Junior manyaksikan laga di kandang Gimnasia itu karena sering menimbulkan kerusuhan.

Sayangnya, bentrok justru terjadi antara ultras Gimnasia dengan polisi.

"Anak saya yang masih 2 tahun tidak bisa bernapas. Kami semua pasrah dan khawatir terhadap orang-orang di tribun."ujar Leonardo Morales pemain Gimnasia.

"Kami menjalani pertandingan sepak bola biasa, dan semua berubah menjadi seperti ini, merasakan orang terdekat kami hampir mati," lanjutnya.

Kelopak bunga ditinggalkan di sekitar selendang sepak bola, baju, dan boneka di tugu peringatan untuk mengenang para korban di luar stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada 5 Oktober 2022, menyusul penyerbuan yang menewaskan sedikitnya 131 orang dalam salah satu bencana paling mematikan di sejarah sepak bola. - Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pada tanggal 5 Oktober bahwa ia akan memerintahkan audit semua stadion sepak bola di negara ini, bersumpah untuk menemukan akar penyebab salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah olahraga. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) (AFP/JUNI KRISWANTO)

Lagi-lagi korban jiwa harus melayang karena gas air mata yang ditembakan polisi.

Dalam tragedi Kanjuruhan, Gas air mata diyakini menjadi faktor banyaknya korban berjatuhan di Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya pada Sabtu, (1/10/2022) malam WIB.

Seperti yang kita tahu, kericuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3.

Supporter tuan rumah, Arema FC merasa kecewa dengan kekalahan Singo Edan dan merangsek masuk ke lapangan Kanjuruhan.

Akibat kerusuhan tersebut, 131 melayang, banyaknya korban jiwa dikarenakan penembakan gas air mata yang dilakukan polisi.

Faktanya, penggunaan gas air mata dalam keamaman sepakbola sudah dilarang oleh bapak federasi sepakbola dunia, FIFA.

Aturan itu tertuang dalam regulasi FIFA terkait pengamaman dan keamanan stadion atau FIFA Stadium Safety and Security Regulations, tepatnya pasal 19 poin b.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used"

"Senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan," demikian bunyi aturan tersebut.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini