Melihat kondisi tersebut, posisi Barcelona benar-benar terpojokkan di Grup C Liga Champions musim ini.
Jika gagal lolos lubang jarum, sinar Barcelona benar-benar terasa redup lantaran gagal dalam dua musim beruntun sejak musim lalu.
Berkaca dari sejarah panjang Barcelona, maka seharusnya ajang Liga Champions menjadi kompetisi sakral yang harus dimenangi Barcelona.
Tidak hanya sekedar lolos sistem gugur saja, namun Barcelona harus mampu bersaing untuk memperebutkan gelar juara di kompetisi tersebut.
Hanya saja memang, sejarah itu tampaknya sulit diulang melihat kondisi Barcelona dalam beberapa tahun terakhir termasuk musim ini.
Barcelona seakan kehilangan jiwanya saat bertarung di kompetisi paling elit benua biru tersebut.
Dan salah satu jiwa Barcelona yang tampak hilang berada pada sosok pemain bernama Lionel Messi.
Perlu diketahui setahun sebelum Messi melakukan debut bersama Barcelona, tim Catalan masih bermain di kompetisi Liga Eropa yang dulu masih bernama Piala UEFA.
Baru pada musim berikutnya ketika Messi sudah masuk skuat Barcelona, tim Catalan selalu tampil dalam gelaran Liga Champions dalam 17 musim secara beruntun.
Empat dari 17 musim itu bahkan berhasil dimenangkan Barcelona masing-masing pada tahun 2006, 2009, 2011, dan 2015.
Hal itu berarti semua gelar juara yang diraih Barcelona diraih saat Messi masih berseragam tim Catalan.
Hanya saja memang sejak Messi pergi, Barcelona urung juga bangkit sekalipun memiliki skuat yang mewah seperti musim ini.
Bayangan Lionel Messi dan gaya sepak bola hebat yang kerap dipertontonkan La Pulga seakan menjadi hal yang kini dirindukan Barcelona dalam momen sulit.
Hingga pada akhirnya redupnya performa Barcelona di Liga Champions, barangkali karena tim Catalan masih belum menemukan sosok ideal pengganti Messi di lapangan.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)