Sementara Indonesia, Shin Tae-yong bergabung pada 2019 dengan kondisi yang tidak sehat.
Kompetisi Liga 1 terhenti karena pandemi, sistem pertandingan dengan jadwal yang mepet dan padat.
Hingga insiden Kanjuruhan yang membuat liga terhenti dan berdampak pada kebugaran pemain.
"Ketika Park datang memang prestasi ada, tetapi liga mereka berjalan dan pertandingan berjalan dengan waktu normal waktu itu," kata Shin Tae-yong, dikutip dari BolaSport.
"Tetapi, saya datang dengan situasi berbeda, begitu datang ada pandemi dan liga juga beberapa kali terhenti, jadi ada banyak masalah," sambungnya.
Kondisi tersebut memengaruhi apa yang diharapkannya untuk mengembangkan kemampuan skuat Timnas Indonesia.
Maka dari itu, tak jarang disaksikan Shin Tae-yong menggenjot skuad Garuda melakukan pemusatan latihan di luar negeri.
Tak hanya itu, skuat Garuda juga menghadapi lawan-lawan dengan kualitas pemain yang berbeda, Asia hingga Eropa.
Semua itu dilakukan demi Timnas Indonesia.
Di sisi lain, untuk menunjang keinginan Shin Tae-yong dalam permainannya, PSSI menggenjot proses naturalisasi yang terbaru sudah didapat Jordi Amat dan Sandy Walsh.
Sayang, nama terakhir belum bisa memperkuat skuad Garuda di Piala AFF 2022.
Termasuk Elkan Baggott yang tidak mendapatkan izin dari klub karena berlangsung di tengah agenda Liga Inggris dan Piala AFF di luar kalender FIFA.
Kehadiran mereka sangat dibutuhkan bagi skuad Garuda.
Cara bermain, faktor fisik, penerapan strategi di lapangan, pengambilan sikap, dan banyak hal lainnya yang bisa menjadi pembelajaran bagi pemain lokal.