TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Musisi sekaligus sesepuh Aremania, Anto Baret mendesak agar oknum polisi penembak gas air mata pada kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober tahun lalu dijadikan tersangka.
Hal itu ia sampaikan pada acara Doa Bersama dan Konser Amal Salam Satu Jiwa di Galdiator Arena, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (8/1/2023). Konser Salam Satu Jiwa tersebut merupakan bentuk dukungan dan solidaritas terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
"Air mata sudah habis, kami minta usut tuntas sampai ke akar-akarnya. Kita minta yang nembak-nembak gas air mata itu juga bisa dijadikan tersangka," ujar Anto dalam orasinya.
Menurutnya, kejadian di stadion Kanjuruhan tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Ia pun mengajak berdoa bersama agar keadilan ini benar-benar ditegakkan dan jangan sampai cita-cita bangsa Indonesia setelah merdeka dikhianati. Cita cita bangsa Indonesia setelah merdeka itu adalah hidup adil dan beradab. Bangsa luhur bermartabat , jadi adil dulu, jangan sampai cita cita Bangsa ini dikhianati, tegas Anto
"Marilah kita berdoa bersama semoga kepercayaan kita terhadap hukum ini tidak dikhianati. Semoga kesabaran kita ini tidak dilukai. Dan sampai sejauh ini memang laporan kita belum ditindaklanjuti. Sudah 100 hari ini masih belum ada apa-apa, belum tuntas sama sekali," jelas Anto.
Diketahui, konser amal ini berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar Rp. 1.450.000.000 yang nantinya akan diberikan kepada keluarga korban Kanjuruhan. Hasil pengumpulan dana pada konser amal tersebut akan disalurkan ke 135 keluarga korban yang meninggal, cacat permanen dan luka luka. pada tragedi Kanjuruhan.
Selain donasi dari penonton dan masyarakat, UMKM yang berdagang di area juga mendonasikan sebagian dari keuntungan penjualan mereka. Simbolis penggalangan dana diberikan dan diwakilkan oleh Ketua Sekber Aremania, Anto Baret.
Konser diisi oleh sejumlah band ternama seperti Jamrud, Gigi, Elpamas, Kotak, Edane Tipe-X dan lainnya. Konser amal ini juga melibatkan sejumlah musisi dan penyanyi senior, antara lain Anto Baret, Ian Antono, Abadi Soesman dan Reza Artamevia.
Sebelumnya juga, Anto Baret bersama tim kuasa hukum dan keluarga korban kerusuhan Kanjuruhan menemui Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), di Gedung Bina Graha pada Kamis (5/1/2023) lalu.
Para keluarga korban menyampaikan kepada Moeldoko agar proses penanganan hukum tragedi yang menewaskan 135 orang ini dilaksanakan secara transparan dan adil.
Merespon hal itu, Moeldoko pun memastikan akan segera mengundang pihak Kejaksaan Agung dan Kepolisian dalam rapat koordinasi terkait kelanjutan proses peradilan tragedi kerusuhan
“Saya pastikan KSP akan adakan pertemuan dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan Agung terkait penanganan kasus Kanjuruhan. Saya sendiri yang akan memimpin rapatnya nanti,” kata Moeldoko, di Gedung Bina Graha, Kamis (5/1).
Moeldoko pun mengapresiasi kedatangan keluarga korban dan tokoh Aremania ke KSP untuk memberikan masukan kepada pemerintah. Purnawirawan Panglima TNI tersebut menegaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen pada proses penegakan hukum yang adil dan berpihak pada korban.