TRIBUNNEWS.COM - Meski pernah menimbulkan kontroversi di dunia sepak bola, Liga Super Eropa terus berusaha merebut simpati penggemar.
Pernah menyeret Manchester United, AC Milan dan beberapa klub besar lain dalam masalah nyatanya tak menghetikan niatan Liga Super Eropa memulai lagi kompetisinya.
Pihak Liga Super Eropa kini menawarkan proposal baru terkait format kompetisi dan komposisi tim peserta.
Baca juga: Terseret Kasus Finansial, Gary Neville Klaim Manchester City Mustahil Sebesar Manchester United
A22 selaku pihak yang dipercaya menyelenggarakan dan mengurus Liga Super Eropa optimis dengan rencana itu.
Liga Super Eropa atau ESL nantinya akan memiliki 60 hingga 80 tim sebagai peserta.
Format kompetisi ESL akan menggunakan sistem divisi.
Nantinya, ESL tak akan memiliki anggota yang permanen.
Selain itu, setiap tim akan memainkan minimal 14 pertandingan per musim.
CEO A22, Bernd Reichart yakin formulasi anyar dari Liga Super Eropa ini akan berhasil.
Pasalnya, ia mengaku sudah berbicara dengan banyak klub terkait kompetisi yang mereka ikuti.
Reichart berkesimpulan bahwa kompetisi Eropa menuju arah yang kurang menguntungkan.
Ia yakin tak akan lama kompetisi tersebut akan mengalami penurunan dan sirna.
Sebaliknya, sang CEO percaya Liga Super Eropa bisa menjadi jawaban untuk berkompetisi di masa depan.
"Pondasi sepak bola Eropa dalam bahaya dan rawan runtuh," ungkap Bernd Reichart dikutip dari Sunday World.