"Ini adalah waktunya untuk perubahan. Paraklub-lah yang menanggung risiko besar dsebelumnya."
"Namun ketika keputusan penting dibuat, mereka hanya dipaksa untuk berdiam diri sedangkan pondasi finansial dan uang beredar di sekitar mereka," sambungnya.
Sang CEO juga menjabarkan klub-klub peserta ESL tak akan meninggalkan kompetisi domestik mereka.
Malah, keikutsertaan mereka di ESL tergantung dari posisi di tabel klasemen.
Format baru kompetisi ini diajukan setelah ESL vakum kurang lebih selama 2 tahun lamanya.
Tak cuma vakum, para pendiri ESL juga satu per satu rontok di tengah jalan.
Klub-klub Liga Inggris seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea hingga Tottenham kompak mundur setelah desakan masif dari fans.
Sama halnya dengan Atletico Madrid, Inter Milan dan AC Milan yang tak lagi menegaskan posisi di dalam strukur Liga Super Eropa.
Tinggal 3 klub saja yang masih berjuang di tengah runtuhnya ESL.
Adalah Real Madrid, Barcelona dan Juventus yang tak berpaling dari kompetisi anyar ini.
(Tribunnews.com/Guruh)