Mimpi Anak Kampung Main di Piala Dunia
Sementara itu, pemain asal Arema, Arkhan Fikri, merasa cita-citanya untuk berlaga di Piala Duni pupus begitu saja.
Tidak hanya dia, keluarganya pun sudah menantikan momen Arkhan bisa main di Piala Dunia.
"(Momen) ini pastinya paling ditunggu-tunggu orang tua saya, mereka sudah telepon kapan ada tiket (menyaksikan Piala Dunia) nonton saya."
"Saya dari kampung bisa main Piala Dunia, dilihat dunia, orang tua, dan keluarga saya pasti bangga melihat saya di TV main Piala Dunia."
"Pasti mereka juga kecewa kenapa bisa begitu, karena kesiapan kami itu sudah 99 persen," ujar Arkhan dalam kesempatan yang sama.
Arkhan meyakini keluarga dan teman-temannya pasti akan bangga kepadanya jika bisa berlaga di Piala Dunia.
Lantaran, menurut Arkhan, Piala Dunia adalah ajang paling bergengsi dalam dunia sepak bola.
"Sudah kayak (sebentar lagi) sudah banggain orang tua, orang terdekat kita yaitu teman teman kita yang dulu main bareng 'Eh dia tuh sudah main di Piala Dunia, dia teman kita', pasti itu suatu kebanggan buat kita bisa diakui oleh teman kita"
"Karena Piala Dunia (Event bergengsi) bukan seperti saat kita main di turnamen-turnamen. Saya pastinya bangga sekali kalau jadi main di Piala Dunia," tandasnya.
Merasa Gagal Tunjukan Prestasi
Tak hanya Arkhan, Hugo Samir pemain asal Persis Solo juga merasa sedih Piala Dunia U-20 batal digelar.
Anak pelatih Jacksen Tiago ini pun harus kehilangan kesempatan untuk dapat membuktikan kepada sang ayah akan prestasinya.
"Pastinya saya sedih, apalagi saya habis dapat larangan main selama setahun, tapi akhirnya dapat rezeki main di Timnas."