"Karena saya sudah janji sama papa, saya satu grup sama Brazil dan buat gol lawan Brazil, papa mama bisa lihat di lapangan, selebrasi, tapi itu semua tidak jadi," ujar Hugo.
Pada momen batalnya Piala Dunia U-20 tersebut, Hugo pun menceritakan keluargalah yang selalu menyemangatinya.
"Papa ngomong 'Hugo sabar aja, mungkin ini ujian dari Allah, sabar saja'," kata Hugo.
Sama seperti Hugo, Daffa Fasya Sumawijaya pemain asal Borneo FC juga merasa sedih mendengarkan kabar ini.
Ia mengingat semua usaha dan perjuangan selam menjalani pelatihan untuk tampil prima di lapangan nanti.
"Tentunya saya terpuruk, itu mimpi saya main di Piala Dunia, semua sedih, mimpi kita semua untuk tampil di Piala Dunia U-20 yang waktunya sangat dekat tapi gagal begitu saja."
"Saya terima kasih pada teman-teman, perjuangan, pengorbanan, tetesan darah dan air mata, kalian terbaik tapi mimpi kita semua harus hilang begitu saja," ujar Daffa.
Kadek Arel: Mengapa Dicampurkan Urusan Politik?
Kadek Arel Priyatna yang merupakan kiper jebolan dari Bali United Youth, juga merasa kecewa.
Terlebih, satu diantara pihak yang menolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 Indonesia adalah gubernur tempat tinggalnya, Gubernur Bali, I Wayan Koster.
"Saya hanya anak kecil yang ingin bermain bola, saya tidak tahu banyak tentang politik."
"Tapi, mendengar statemen itu saya orang Bali sendiri sangat kecewa dan malu kenapa kepala daerah saya mengucapkan hal itu," katanya.
Arel pun mempertanyakan alasan sejumlah pihak yang menolak kedatangan Timnas Israel di Indonesia.
Ia sungguh menyayangkan mengapa sepak bola harus disangkutpautkan dengan urusan politik.